Friday, October 28, 2011

Caffe Latte dan Aku

saat ini caffe latte yang paling mengerti aku
dia dengan apa adanya menjadi seperti apa yang aku rasa
pahit..
pahit..
dia turut merasakan rasa yang sama dengan milikku
bayangkan mungkin tak ada yang bisa merasakan pahitku sebaik caffe latte melakukannya
racikannya pas, pahitnya pas..
pas seperti rasa yang kurasa..
pahit..
pahit..
caffe latte sahabat terdekat karena berdiri setia di hadapanku tanpa banyak berkomentar
caffe latte sobat paling mengerti karena sanggup merasakan rasa yang sama dengan kadar yang pas
cukup secangkir caffe latte untuk menjadi teman hati
cukup secangkir caffe latte untuk menjadi penenang lara
caffe latte dan aku untuk saat ini
selama masih ada stokmu dalam almari-almarianku
caffe latte dan aku kombinasi yang solid di malam hari
caffe latte dan aku perpaduan satu rasa yang semakin kental
caffe latte dan aku, soulmate malam ini
caffe latte dan aku, adakah yang lebih hebat dari kita?
caffe latte dan aku, juaranya!
terimakasih untuk malam ini, caffe latte
terimakasih untuk memiliki arti yang mirip
terimakasih, aku padamu!

malam ini, aku yang benar-benar bersama caffe latte, pahit, pas, solid

Kutuntut Keadilanmu

Sekarang aku tau rasanya menjadi seorang buruh dari sekian banyak buruh yang berdemo di tengah panas terik menyuarakan kenaikan gaji mereka di depan gedung sang petinggi. Mereka yang menuntut hak mereka untuk dipenuhi. Mereka yang sudah bukan lagi sekedar memeras keringat membanting tulang, tapi lebih keras lagi jerih payahnya sampai mungkin tak ada istilah yang pas untuk menggambarkannya, mereka yang bekerja keras tapi bergaji ringan. Lalu tau apa aku tentang rasa menjadi mereka? Toh aku bukan seorang buruh atau pura-pura menjadi buruh, bukan pula aku habis bermimpi menjadi buruh dan berdemo, membayangkan merelakan diri berpana-panas ria di bawah sengat matahari yang tak tanggung-tanggung itu saja aku malas, lalu tau darimana aku rasanya menjadi seperti mereka? Ya, mungkin memang aku tak begitu tau secara komplit seluruh isi relung hati mereka karena aku juga bukan peramal. Tapi aku tau aku dan mereka menyuarakan suara yang sama: KEADILAN. Mereka menuntut keadilan mereka dalam memperoleh gaji yang setimpal dengan jerih payah mereka. Aku menuntut keadilan untuk diperlakukan sebagai mahasiswa. Aku tak menemukan istilah yang tepat mahasiswa seperti apa yang aku maksud tapi yang jelas langsung saja "tolong! tolong hargai mahasiswa yang sudah berjuang memenuhi tanggung jawab yang Anda berikan sesuai dengan deadline yang sudah Anda buat sendiri." Aku tak menuntut harus ada pujian yang terlontar dari seorang bertitel itu, juga bukan nilai bulat, tapi tolong hargai saja, terima, terima, bersikaplah "baik" dengan mereka yang sudah berjuang menepati deadline. Jangan diremehkan... Hargai..... Baiklah, aku tak peduli lagi dengan nilai. Terkadang nilai yang kuterima bukan nilaiku.

Tuesday, October 25, 2011

24 Desember '11: Manusia 1/2 Salmon (Yummy!)

Hap! *<--gak fungsi* Begitu rehat meladeni panggilan tugas-tugas yang menawan dan nyuekin blog untuk beberapa minggu, seperti janji gue di 2 postingan sebelumnya kalo gue akan berjuang meng-update terus perkembangan peluncuran buku barunya Raditya Dika sebagai bentuk solidaritas seorang fans(buku-buku)nya, tiap kali gue buka blog secara otomatis bola mata gue bergulir ke pojok kanan blog buat ngecekin apdetan postingan terbarunya Dika. Dan Hap! ada tuh postingan terbarunya yang bertitel Postingan di mana Isinya Banyak Apdetan. Nah, postingan dia yang satu itu ga secara khusus ngebahas soal buku barunya sih, tapi tentang hobi barunya akhir-akhir ini yang kreatif bin kurang kerjaan abeeyyzzz!: bikin komik pake sotosop eh potosop. Itu loh yang beberapa hasta karyanya dibubuhi judul yang lagi eksis-eksisnya di kalangan penikmat Stand Up Comedy Show, coba deh yang belom liat bisa klik aja, cari aja postingannya yang banyak mamerin muka pura-pura gantengnya. Tapi, di postingannya yang gue sebutin paling atas itu juga sedikit nyerempet-nyerempet tentang buku barunya. Ini nih gue kasih info paling anget from the oven:

1. Si Salmon Setengah Mateng ehhh salah salah.. si Manusia Setengah Salmon bakal meluncur ke toko-toko buku kesayangan Anda tanggal 24 Desember 2011. Catet ya! Itu tanggal kelahiran bayi unyunya Dika yang ke-6! Yeeeeee, yummy! yummy banget! secara judulnya berbau Salmon dan gue ngebayanginnya itu salmon dibuat sushi jadi istilah "yippiieeee" akan lebih terdengar endang marindang kalo gue ganti jadi "yummmyyyyy" sambil ngelap iler.

2. Berhubung udah dapet tanggal brojol yang pas, Dika juga bikin countdown kecil di bagian atas blognya buat menghitung hari mundur ehm menghitung mundur hari ehm hari menghitung mundur.. ya bagitulah.. dari tanggal lahir buku barunya.

3. Juga, cover si Manusia Setengah Salmon udah jadi! dan (katanya dia sendiri) keren banget! Yang pasti dibayangan gue sih akan ada seonggok salmon terpampang di sana, entah itu mungkin akan dimodifikasi dengan badan manusia, kepala manusia berbadan salmon atau kepala salmon berbadan manusia. Yaaa, pokoknya cover seperti apa nanti yang akan nongol bakal bikin penasaran. Kita tunggu saja ada wujud apalagi di cover buku barunya nanti. Dan gue akan berjuang (di tengah-tengah uberan fans setia yang menggila (baca: tugas)) untuk melaporkan kabar terbaru, teraktual, teraniaya *ehh* dari Manusia Setengah Salmon. So, pantengin terus blog saya! haha!

Tuesday, October 11, 2011

sepertinya aku...


Sepertinya aku perlu menghindari tidur tengah malam atau tersadar larut malam
Sepertinya aku perlu banyak makan saat mataku tak kunjung sayu
Sepertinya aku bahkan perlu menenggak segelas air putih bersama obat tidur
Sepertinya aku harus segera terlelap
sebelum ada jeda di pikiranku yang somehow selalu berlari ke arah kamu
dan aku tak ingin mengelak
Sepertinya aku harus segera tidur agar kamu tak datang untuk kesekian kalinya di pikiranku dengan serta merta! aku tak mau menyalahkanmu karena itu, apalagi diri sendiri, makanya aku harus segera tidur!

terspesialuntuk penipuulung.

Raditya Dika Bikin Buku Baru

Siang ini pas gue lagi males-malesnya untuk ngebuka handout matakuliah gue dan ngerjain tugasnya, gue malah memperangkapkan diri di blog. Pas gue lirik ke pojok kanan, ke bagian deretan blog yang gue ikuti, eh ada postingan ter-update dari blognya Raditya Dika yang judulnya Manusia Setengah Salmon Terbit Desember 2011. Begitu liat itu, gue langsung antusias membayangkan libur semester 5 nanti yang akan jatuh pada bulan Desember dan akan langsung menyerbu Gramedia buat memboyong bukunya Bang Dikung yang paling baru. Liat judul postingannya aja berasa kalo gue lagi kesasar di gurun pasir yang mataharinya ada 7, lalu gue liat fatamorgana air, dan ingin langsung nyeburin diri di sana. Kenapa bisa sampe segitu mendramatisirnya?? Because ohh because kalo lo udah baca postingan gue sebelum-sebelum ini dimana gue lagi curhat tentang pacar baru gue si Tugas yang amit-amitnya jabang bebih, nah gue lagi ada di titik suntuk banget sama tugas dan kabar akan menetasnya anak keenam Raditya Dika setelah Marmut Merah Jambu ini adalah "sesuatu" tersendiri :D

Di postingan kedua tentang buku terbarunya ini, Raditya Dika masih belum mau buka-bukaan banget tentang bukunya. Di postingannya itu, dia cuma nyeritain proses terbentuknya judul buku terbarunya yang TERNYATA engga jauh-jauh dari bau-bau hewan (berbau hewan maksudnya) LAGI seperti buku-bukunya yang sebelumnya. Ya, tapi mungkin itu ciri khas-nya dia supaya ngebedain dan tetep bertahan eksis di tengah-tengah maraknya penulis-penulis buku komedi yang sedang menjamur akhir-akhir ini. Keep surviving, Bang! Aku padamu! :*

Anyway, saking ngefans-nya gue dengan Bang Dika, ditambah gue EXCITED banget sama calon pelepas stres ini, so gue berencana akan mengikuti terus perjalanan Raditya Dika dalam proses menelurkan karya keenamnya ini via postingannya di blog. Jadi, gue akan rajin-rajin ngendon di blognya Dika dan akan men-share perekembangan terbaru proses peneluran bukunya Dika di blog abal-abal gue ini. Ini semua gue lakuin sebagai wujud solidaritas gue sebagai fans setia (bukunya :p) Raditya Dika. Dan ini semua ga sebanding sama apa yang udah lo lakuin buat gue, Bang! Walopun ga secara langsung, tapi kehadiran buku-buku lo dan video stand-up comedy lo yang SUPER HODOB TINGKAT SUNGOKONG itu BENER-BENER SE-SU-A-TU banget di hidup gue, Bang! Gue cinta banget sama buku-buku dan video stand-up lo! hahaha!

Teman-teman yang udah keburu baca postingan ini semoga engga jera-jera ya untuk terus mantengin perkembangan peneluran buku terbaru Raditya Dika via blog gue atau langsung ke blognye juga gapape biar lebih akurat, tajam, dan terpercaya!^^ Tapi, ya lewat blog gue lah peliiiiiiiiiiiiiiiiiiiisssssssssssss *lah ujung-ujungnya tetep maksa --"*
Tunggu kabar terbaru berikutnya ya! Keep visitin' and readin' GC! :)

Saturday, October 8, 2011

Kelas Ribut Gak Bikin Mati Gaya ;D

Tau gak sih? Tau gak sih? Tau gak sih? (ya ga lah! ditanya mulu bukannya ngasih tau) gue baru saja menjelma jadi guru, tepatnya sejak kamis 3 minggu lalu (22092011). Kok bisa manusia setakberdaya gue in menjadi seorang guru? Sampe sekarang gue juga engga ngerti dan masih menganggap ini semua halusinasi, tapi begitu di suatu siang ada seorang anak SMP berteriak "Ayo, Mbak mulai kelase! Selak pengen pulang!" gue langsung tersadar detik itu gue (sedang) menjelma jadi guru.

Semua berawal dari mendaftarnya gue di salah satu KBM atau ekskulnya fakultas gue, yaitu Community Service (Comserv). Saat seorang mbak yang mewawancarai gue bertanya motivasi gue ikut KBM itu, gue jawab, "biar dapet bayangan ntar kalo PPL gimana, Mbak." Sebelumnya gue kasih tau dulu ya PPL itu bukan nama partai, tapi..... hmhh wah gue amnesia apa kepanjangannya, haha! pokoknya itu sejenis PKL (Praktir Kerja Lapangan) atau bahasa kerennya Teaching Practicum. Jadi, motivasi gue ikut Comserv itu selain alasan klisenya untuk cari pengalaman, gue juga ingin dapet gambaran gimana sih ngajar itu? Biar ga kaget pas gue PPL ntar. Sebenernya gue gak ada pikiran jadi guru, malah waktu SD dari sekian banyaknya cita-cita gue, gue ga pernah nyebutin mau jadi guru. Tapi apa daya waktu membawa gue ke kampus ini dan terjebaklah gue ternyata kelak gue akan menyandang gelar Spd. Meskipun setelah lulus ga menutup kemungkinan dapet kerjaan laen selain guru, tapi bagaimanapun juga ada tahap dimana mengharuskan gue untuk mengajar kalau gue mau lulus kuliah, ya PPL! HORAS! *lohh* Dan akhirnya gue diterima jadi membernya Comserv.

Gue sebenernya ngincer ngajar anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sejenis playgroup gitu yang bocah-bocahnya masih polos, lugu, dan bisa ditipu daya, tapi gue malah kebagian ngajar anak SMP. Ya that's okay deh! Gue mikirnya kalo anak SMP aja bisa gue sikat, anak TK atau SD lewaaaattttt! (<--guru macam apa ini? ><) Mengingat gue orangnya masih engga pede-an ngomong di depan orang banyak walopun orang-orang itu adalah makhluk-makhluk kecil berseragam putih biru, alhasil gue ngajar berdua bareng temen gue, Grace. Lumayan, paling engga kalau gue salah ngasih translate-an kata yang mereka tanyain, gue bisa berkolaborasi sama Grace untuk menghindar dari timpukan gulungan kertas mereka.

Hari pertama gue ngajar, Kamis 22 September 2011, gue dapet ngajar kelas 8 E. Ada salah satu anak di kelas itu yang nyeletuk, "Sabar ya, Mbak! Namanya juga kelas E, Mbak! E-leekkk!" dan otak gue mencerna "Bertahanlah hidup, Mbak! Namanya juga kelas beringas!" Mati gue! *tepukjidat* Kenapa gue yang sekalem ini (zzz --") bisa dapet kelas sebrutal itu?? Cobaan apa ini yowoh?? Oke! Ya, memang seperti apa yang bocah itu celetukan kalau kelas 8 E ini memang kelas yang rusuh. Isinya ada 28 murid. Terbagi menjadi dua golongan, golongan siswa extrovert dan introvert. Sebenernya bukan sekedar ekstrovert tapi hiperaktif, hiperaktif tangannya, hiperaktif kakinya, hiperaktif mulutnya. Selama kelas berlangsung, entah sudah berapa kali gue menarik napas dalam-dalam buat nahan sabar, karena pas gue ngasih instruksi, tuh bocah-bocah asik sendiri dengan obrolannya. Rasanya detik itu gue ingin melempar bom atom yang berbentuk permen sugus ke mereka, biar mereka dengan antusiasnya nangkepin sugus yang akan membumiratakan kelas mereka beserta isinya. Untungnya ada titik dimana mereka capek ngomong dan ngedengerin gue dan temen gue ngasih penjelasan. Karena jatah ngajarnya cuma 1 jam, kita ngadain games aja. Mereka antusias. Gue dan temen gue antusias. Gue ngomong. Mereka ngomong lagi. Sampe akhirnya gue yang hilang kesabaran bilang, "Oke oke oke! Sssssuuuuuuuuuuuuutttttttttttttttttt! Biar kelasnya gak RUSUH, kita pakein peraturan!" begitu denger kalimat gue itu, salah seorang murid perempuan yang menjadi pelopor kebisingan kelas, yang badannya bongsor untuk anak seusianya, spontan nyautin "Wah, Mbaknya ngajak gelut kie!" (Baca: Wah, Mbaknya ngajak berantem nih!). Mendengar ada seorang murid yang ngomong gitu, gue langsung down dan merasa menjadi guru gagal. Gue pun langsung mengacungkan 2 jari tinggi-tinggi "Peaceeeee, Dekk!" sambil nyengir.

Bel pulang (akhirnya) berbunyi, seusai gue dan temen gue ngasih seplastik permen ke pemenang games, kita pulang. Sumpah! Kelas ini bener-bener ribut ngalahin kelas 5 SD yang semester lalu pernah gue observasi. Gue menggumam "Ternyata gini rasanya ngajar anak SMP, suara abis, mata panas, badan lemes, batin terguncang" *oke, lebay! :p* Tapi, that was totally fun! anak-anak yang rame itu engga bikin gue mati gaya waktu keabisan kata/bahan buat ngajar karena sibuk nenangin mereka. Gue pun belajar satu hal, untuk jadi guru yang baik sepertinya gue perlu memperbanyak kosakata yang mendidik atau "guru banget". Tinggalkan lengan baju mahasiswa, kenakan lengan baju guru *peribahasa mekso* dan gue pun berniat meminjam toa mesjid untuk bekal mengajar kamis berikutnya :D

Friday, October 7, 2011

Monyet Cinta-cintaan

Coba deh inget-inget jaman lo SMP atau SMA pasti pernah kan suka-sukaan sama orang? jadi secret admirer gitu. Kalo ada dari kalian yang belom pernah ngerasain hal itu, gue saranin kalian mending balik ke masa SMP/SMA lo deh, terus lo cobain deh lo targetin seseorang sebagai sosok yang lo suka, abaikan rasa itu beneran suka atau hanya sekedar kagum, pokoknya tiap pagi lo sampe di pelataran sekolah, lo berharap ketemu dia bahkan dari jarak sejauh 30 meter sekalipun, nah kalo udah ketemu secara otomatis pikiran lo mensugesti kalo dewi fortuna akan menyertai lo sepanjang hari, "today is gonna be a nice day! :)" Lalu, di sela-sela jam pelajaran, lo maksa-maksa temen lo buat nemenin ke toilet, padahal itu cuma alibi biar lo ngelewatin kelasnya dan ngintip apa yang lagi dia lakuin. Bahkan di jam istirahat pun, mata lo sudi berputar-putar menyapu kantin yang penuh sesak untuk mencari satu sosok, sosok yang seakan-akan satu-satunya yang mampu menjadi stimulus senyum lo ga berhenti mengembang seharian, sosok yang menghipnotis lo kalo hari itu akan baik-baik saja, sosok yang menjadi penyemangat lo belajar, bahkan sosok yang menjadi alasan lo pergi ke sekolah.


Gue yakin setiap dari lo pasti punya cerita unik sendiri tentang cinta-cintaan lo waktu SMP/SMA. Yang kadang kalau sekarang kita inget lagi masa itu bisa bikin kita nepuk kening sambil bilang "astaga! konyol banget dulu gue!" Ya gak sih? Atau jangan-jangan cuma gue yang ngerasa gitu. Haha! Iya, gue sekarang iseng ah mau sedikit mengumbar masa "suka-sukaan" gue sama orang.

Ada satu kejadian konyol semasa gue SMP pas gue lagi suka sama seseorang. Dulu, gue belom megang hape, SMS-an masih langka, yang lagi ngetren itu telpon-telponan pake telpon rumah/wartel (--"). Nah, udiknya jaman gue SMP itu ga ngehalagin gue untuk dapet paling engga secuil info tentang cowok yang gue suka itu, dan gue pun dapet nomernya, bukan nomer sepatunya loh ya, tapi nomer telpon rumahnya.

Layaknya orang yang dapet nomer hape gebetannya dan pengen buru-buru sms, gue pun demikian, gue kebelet pengen nelpon dia. Bedanya kalo sms-an pastinya yang bales ya gebetan itu, tapi kalo nelpon ke telpon rumah salah-salah yang ngangkat bisa-bisa babehnya, bisa-bisa pembantunya. Dulu yang pertama kali ngangkat telpon gue ke dia itu tantenya kalo gak salah. "Hah?? Kok bisa ada tante-tante di rumahnya??? kenapa tante-tante yang ngangkat telponnya??? ngapain tante itu di rumahnya???" Tenang, pikiran gue engga selebay itu karena masa SMP gue belom tercemar-cemar amat.

Di kali kedua gue nelpon nomer rumahnya, mendadak gue gak berani, padahal kan yang kedengeran juga cuma suara jadi engga malu-malu banget, tapi masalahnya gue engga pede sama suara sendiri, takut teridentifikasi siapa gue sebenernya, kan ceritanya gue lagi jadi secret admirer gitu :p Alhasil, gue maksa temen deket gue buat ngomong sama dia, kebetulan waktu itu yang angkat telpon langsung si doi (hahai). Bodohnya, temen gue yang "haloooo", gue yang kesenengan sendiri padahal gue denger suaranya aja engga! Ditambah setiap apa yang mau gue tanyain ke dia, gue bisikin ke temen gue biar dia yang tanya. Begitu telpon ditutup, gue dengan tingkat antusias setinggi tiang jemuran, engga sabar pengen tau si doi jawab apa aja. Temen gue yang gue paksa menyamar menjadi suara gue pun cerita dengan muka malesnya, sedangkan gue tiap denger ceritanya senyam-senyum sendiri. Dan sekarang begitu gue inget lagi kejadian itu gue engga habis-habisnya nepokin jidat sendiri, jidat tetangga juga deh, saking malunya ternyata dulu gue pernah se-oneng itu. Pasti lo juga punya cerita konyol semasa cinta monyet lo kan??? ayoo ayoo share! ayoo ayoo umbar aibmu juga! :P

Ada satu lagi. Saat rok abu-abu menjadi kebanggaan tersendiri, warung pojok mungil menjajakan gorengan di sore hari, sepulang rutinitas ibadah di sekolah tiap minggu, kita berdesak-desakan di dalamnya, dempet-dempetan duduk satu bangku di bangku kayu reot panjang. Gue duduk, dia duduk, kita duduk rame-rame, dengan mulut penuh sesak dengan gorengan. "Eh lo mau ga jadi pacar gue?" tanyanya dengan mulut masih mengunyah. "Iya aja deh." tolol banget tuh orang! batin gue setelah mengiyakan. "Eh lo mau ga jadi cewek gue?" tanyanya lagi ke temen gue yang satu lagi. "Iye deh biar lo seneng." "Woi, nih cewek gue banyak nih! haha!" pamernya ke temen-temen yang lain. Dia itu bego, sampe sekarang, sampai sekarang rekaman itu masih terputar karena masih ada hal yang sama dulu dan masih sampai sekarang. Monyet cinta-cintaan, masih lebih baik lah ketimbang cinta monyet-monyetan.

Waspada Gudang Celotehan Bajakan!

Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Googl...