Posts

Showing posts from February, 2014

Event Pena House kerjasama dengan Jay Wijayanti. (100 puisi terpilih akan dibukukan)

Hai hai Penatic, ketemu lagi sama  Pena House Agency,  kali ini PHA diajak kerja bareng sama Kak Jay Wijayanti, dalam 30 menit kulik-kulik punya cerita (baru saja), terbesit pula untuk melakukan kerjasama event. Dan PJ nya tentu saja saya si Princess PJ  "Lavira Az-Zahra"  dan Kakak Cantik  "Jay Wijayanti" . Bersamaan dengan event kami yang sedang berlangsung, event ini jadi pelengkap dalam bulan penuh cinta ini. "Rerupa rindu itu, tak dapat kutafsirkan, hanya dapat kurasakan. Namun di sana, akankah kau merasa? Atau ini rahasia yang akan menjadi tirai penghalang di balik jiwa?" Yaps... ini mengenai rindu, cinta akan lengkap bila ada rindu kan ;)  

a secret box

i have a secret box to keep many things inside safe i put them every time every second regret help love tears i lock it then even im scared to open it so i throw the key to the bin

biasanya datang, jan.

waktunya sudah pas, ditambah beberapa langkah untuk menyeduh kopi tambah pas, hanya tinggal menunggu kamu. jemari ingin menari, melepas hasrat yang sudah tersumbat di ujung-ujung kuku. ada yang ingin disampaikan di sini, tapi masih menunggu kamu. tumben, tidak datang malam ini. kurang bersedih? atau kurang tertawa hingga perih? tumben, belum datang juga. tulisan ini akan semakin tidak jelas sebelum kamu datang. tulisan ini akan terus berlarian sesuka hatinya sebelum kamu tiba. tulisan ini akan berakhir dengan payah seperti di awalnya sebelum kamu turun. turun dari langit. membangkitkan aroma khas. bau basah. aroma yang dengan piawainya menggugah. imajinasi bercampur haru, biasanya begitu. hati nanti jadi sendu, tulisan menjadi kelabu. tetapi, tetap namanya karya baru. kamu belum datang juga. ya sudah. relaku, tulisan ini berakhir dengan payah.

Jarak

baru kali ini aku benar-benar berterimakasih pada jarak. jarak yang tidak bermaksud kejam dengan memisahkan, karena pada akhirnya aku berterimakasih padanya. jarak yang menahan dua orang tetap berada pada tempatnya masing-masing, mengerjakan apa yang baik dalam daftar rutinitas. bagaimana tidak? karena jarak, aku terselamatkan dari wajah melongo, hanya menatap kagum, bahkan mungkin sampai meneteskan barang setetes dua tetes liur untuk sosok yang tidak heran untuk dikagumi. karena jarak, aku terselamatkan dari fokus yang perlahan berantakan kembali pada fokus yang paling utama. karena jarak, aku didewasakan tentang usia: ia bukan lagi usia untuk membuang-buang waktu dan tenaga untuk angan-angan jaman anak-anak. karena jarak, semua jadi terbatas. bukan bebas. bisa jadi jarak ini adalah waktu yang Pencipta pakai dalam alur tulisanNya tentang kisah hidup manusia. semakin tiba waktunya untuk bertemu, semakin Ia perpendek jarak yang ada. entahlah, daripada menerka-nerka Sang Ah

"the moment when your old close friend will get married and you just feel 'idk how this feeling called'."

Seperti pernah kuceritakan dulu, topik skripsiku adalah seputar bukunya Raditya Dika yang berjudul Manusia Setengah Salmon. Buku tersebut intinya menceritakan tentang esensi kehidupan adalah perpindahan. Perpindahan yang terjadi ada beraneka macam bentuknya, mulai dari yang terlihat sampai yang tak terlihat, mulai dari yang terasa sampai yang tidak terasa. Beberapa contohnya adalah perpindahan atau perubahan fisik Dika beserta saudara-saudara kandungnya yang semakin bertumbuh besar, yang akhirnya menyebabkan mamanya Dika memutuskan untuk pindah rumah karena rumah mereka mulai terasa semakin sempit. Contoh lainnya adalah tanpa disadari, Dika beserta teman-temannya sudah semakin dewasa karena ulah sang waktu. Terbukti ketika Dika menghadiri acara pernikahan teman sekolahnya dulu. Teman kecilnya tersebut sudah menikah, dan dia menghadiri resepsi pernikahan tersebut dengan renungan intinya "esensi kehidupan adalah perpindahan". Dirinya dan teman-teman semasa kecilnya kini s

Karena Tansen.

Selamat malam, dunia dan kamu yang mampir kemari. Detik ini, banyak sekali yang ingin kuceritakan pada blogku yang tak seberapa rupawan tapi setia ini. Saking banyaknya, mungkin tulisan ini akan tercipta seadanya, tanpa editan luarbiasa di sana-sini, jadi mohon maaf sebelumnya jika tulisan ini tidak sempurna (padahal biasanya juga tulisan gue berakhir seadanya, hahaha). Oke, aku perlu tenang beberapa detik untuk memilih bagian mana yang terlebih dahulu akan kubagikan di sini. Rasanya seperti pedagang kaki lima yang sedang bersembunyi dari kejaran Satpol PP, tapi aku adalah seorang pekerja yang sedang dikejar waktu karena besok harus bangun pagi-pagi buta. Jadi, aku harus berpikir dan menulis dengan cepat. Menyebalkan ya, tapi ah sudahlah.