Posts

Waspada Gudang Celotehan Bajakan!

Image
Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Google. Dan, whoolaaa! Ternyata blog gue udah berkembangbiak dengan sendirinya. Ada twitter dengan nama dan cover bikinan gue berjudul "Gudang Celotehan", begitu juga dengan facebook dan beberapa blog yg "nyomot" salah satu cerita dari blog gue dengan judul dan gambar dari cover yang gue bilang sebelumnya itu. Tapi, sayangnya, itu semua dibuat tanpa seizin gue dan pastinya merupakan tindakan tak bertanggungjawab, betul? Betul! Apalagi, setelah gue telusuri twitter dan facebook yang tak bertanggungjawab menggunakan nama dan cover dari blog gue itu, ternyata isinya pun terbilang aneh dan gak gue banget, makanya agak risih juga apabila ada nama dan cover blog gue di sana dengan isi yang aneh untuk dibaca. Berikut link-link yang nyomot postingan, judul blog, cover blog, dan mengatasnamakan nama blog gue untuk akun mereka dengan s

Epic Family Trip to Bandung

Image
Meski sudah lewat setahun, kenangannya masih berkesan di ingatan. Waktu itu, gue dan keluarga berkesempatan untuk menikmati libur di bulan Juli tahun 2015. Kami memilih Bandung sebagai destinasi untuk di- eksplore . Seluruh personil keluarga lengkap ikut trip kali ini. Ada Bapak, Ibu, Bagas, gue, dan Prita, juga satu orang supir. Itinerary yang mungkin telah dibuat oleh Bapak dan Ibu sudah tertata apik di dalam kepala mereka, karena gue gak melihat ada lembaran itinerary . Jadi, gue menduga semua jadwal trip ini udah terekam di kepala ortu gue. Perjalanan menuju Bandung dari Jakarta kala itu tidak melulu padat, jadi kami lebih cepat sampai di Bandung. Bapak langsung mengarahkan pak supir untuk ke destinasi pertama. Waduk Djuanda. #1 Waduk Djuanda Kami tiba di lokasi Waduk Djuanda cukup pagi, sekitar pukul 10 atau 11 gue lupa. Matahari sedang terik-teriknya bersinar. Gue udah engga peduli lagi kulit bakal tambah eksotis kalau melenggang di area waduk ini puk

Melancong Naik Kereta? Give It a Try!

Image
Masa -masa kejayaan kereta sebagai moda transportasi di kehidupan gue adalah saat SMA. Rutenya lumayan jauh ukuran anak SMA yang kemana-mana naik angkot kayak gue, biasanya Depok-Jatinegara, sejauh-jauhnya Depok-Kota. Itu pun gue selalu naik kereta rame-rame bareng temen-temen, kalau sendiri sih mending gue diem aja di rumah kayak arca. Waktu itu, sudah sangat jelas, gue seringnya naik kereta ekonomi. Kita harus bersyukur loh, kereta ekonomi sekarang gak se-neraka jaman gue SMA dulu. Gila, gue juga engga habis pikir kenapa dulu mau-maunya merelakan masa abege gue jadi pepesan di kereta ekonomi. Penuh, panas, dempet-dempetan, berdiri, baunya gak karuan, belom lagi was-was copet dan orang-orang mesum. Luar biasa kan nelangsanya. Selain itu, dari sekian banyak rel dan jalur tujuan kereta di stasiun, gue selalu bingung yang mana jalur yang menjadi tujuan gue dan yang mana kereta yang bakal gue naikin. Itu dia, kenapa gue engga pernah naik kereta sendiri karena kengerian salah jalu

Saat Gue Ngomongin Cinta, Bareng Fedi Nuril #2

Image
Di penghujung September ini, gue lagi pengen ngomongin cinta. Bukan apa-apa sih, lagi dapet ilham aja pas nongkrong anteng di depan TV di weekend yang aduhai ini. Seperti biasa, postingan ini hanya ungkapan opini tentang cinta dari kacamata seorang awam. Iya, gue. Jadi, feel free , kalau lo punya pendapat yang berbeda. Siapa tau kita malah bisa saling melengkapi. Siapa tau kita jodoh *ehh…. Jadi, tadi pagi agak siang ya begitulah, saat kebahagiaan menjelma menjadi sebuah moment dimana gue bangun tidur tanpa dibangunin alarm , remot TV yang teronggok kesepian di atas buffet pun gue temenin. Gue duduk anteng di depan TV. Tanpa pilah-pilih lagi, gue langsung nonton program TV di NET. Waktu itu program yang lagi main adalah Entertainment News. Seorang Fedi Nuril sedang diwawancarai soal “jodoh.” Nah, gimana engga langsung konsentrasi gue nontonnya kalau disuguhin Fedi Nuril yang lagi bicara soal “cinta” gini. Engga lama sih dia bicara, tapi pendapat atau prinsip yang dia sampaikan

Journalism is My First Love, Education is the True Love.

Image
Jurnalistik adalah cinta pertama gue. Sebelum mengenalnya, seperti kebanyakan anak kecil suka membuat deretan cita-cita yang yaa lo tau sendiri gimana akhirnya, gue pun demikian dulu. Jurnalis masuk di dalam deretan cita-cita gue. Dulu, gue masih belum mengenal kata jurnalistik, yang gue tahu adalah menjadi penulis buku atau kerja (menulis) di majalah. Seiring melangkahnya waktu, cita-cita gue itu ternyata bagian di dalam bidang jurnalistik dan gue semakin jatuh cinta padanya. Lebaynya kayak gini, gue jatuh cinta padanya bahkan sebelum gue mengenalnya. Saik kan? Hahaha. Gue semakin jatuh cinta pada jurnalistik semenjak Tuhan mempertemukan gue dengan banyak kesempatan untuk berkecimpung di dalamnya, meski belum terlalu dalam. Saat SMA dan kuliah, gue mulai sangat menikmati menulis yang diburu-buru, dikejar-kejar deadline, dan di bawah tekanan untuk segera terbit. Intinya sama, gue menikmati bekerja di bawah tekanan. You know why? Karena engga tau kenapa, para ide menawan

"Gue emang gitu orangnya" Vs. "Gue mau bertumbuh lebih baik"

Image
I used to think that being myself is all I need. But, I've just realized that being myself and being ignorant to grow up is nearly the same. Dulu gue pernah mati-matian menanamkan dalam kepala, gue ya gue, dia ya dia, do not dare to compare!  Memang setiap orang memiliki keunikkan masing-masing dan baik untuk dipertahankan. Tapi, sering kali anggapan "menjadi diri sendiri" itu digunakan dengan keliru . Pula, ternyata anggapan "menjadi orang lain" dan "pertumbuhan menjadi dewasa" nyaris sama dan sulit dibedakan. Namun, jika kita sedikit saja lebih peka dan berpikir positif , dengan sangat mudah mereka dapat dibedakan. Gue pernah bertemu seseorang, yang gue percaya lagi-lagi setiap pertemuan dengan orang baru pun bukan hal kebetulan, dia berusia lebih tua dari gue dan memiliki lebih banyak pengalaman di bidang yang kami geluti. Secara kami adalah dua insan yang berbeda, cara kami menghadapi sesuatu pun berbeda, tapi sudah banyak "mak

Tiny Little Miracles

Image
Kalau lo percaya, di hidup ini ada banyak sekali keajaiban kecil yang disediakan Tuhan, yang sedikit saja lo abaikan, dia menjadi hal biasa yang lo inget aja engga. Gue, orang yang percaya dengan keajaiban-keajaiban kecil dalam keseharian. Yang gue maksud dengan keajaiban-keajaiban kecil dalam keseharian adalah segala sesuatu yang tidak disangka-sangka terjadi di dalam hidup dan membuat gue sontak amazed dengan semua yang sudah atau sedang terjadi itu. Ini bukan kebetulan, tetapi seperti ada sebuah rancangan lain di dalam rancangan yang gue buat sendiri sehari-hari. Did you get the point? Jadi, kayak ada "sesuatu" yang merencanakan "keajaiban-keajaiban" itu terjadi di waktu yang tepat. Keajaiban-keajaiban kecil ini biasanya akan lebih terlihat atau terasa pada seseorang yang suka bikin agenda atau perencanaan, sebutlah an organized person . Jadi, ketika lo sudah membuat rencana atau agenda tentang apa yang akan lo kerjakan dalam sehari dengan sangat