Nyapa Blog Aja

Udah lama banget gak nulis, keyboard jadi kaku-kaku. Engga ada topik khusus yang mau gue tulis sih. Makin lama blog ini makin mirip kayak kotak saran di restoran-restoran deh. Diisi kadang-kadang, tapi toh jarang juga dilongok. Iya, dilongok sama bloggernya sendiri. Oke, gue tau, blog gue pasti udah jengaaaaaaah soal gue yang minta maaf karena jarang ngeblog.

Sore ini, entah sore yang keberapa dari Senin yang kesian yang udah gue lewati sebagai seorang manusia yang udah engga terbilang baru lagi menjejaki dunia pekerjaan. Ya, sore yang rasanya masih sama seperti awal-awal gue lompat dari anak kuliahan ke anak kerjaan (anak kerjaan? ya you know what I mean lah :p). Jadi, karena rasanya masih sama, gue mau berterimakasih pada Pencipta yang mengizinkan banyak cara terlintas di otak gue untuk tetap maju, melewati hari demi hari, menghitungnya.

Pertama, terimakasih pada MP3 di ponsel yang akhir-akhir ini lebih sering gue denger, teristimewa untuk sederet lagunya abang ganteng John Mayer, Duo Couplenya Endah 'n Rhesa plus Banda Neira, juga Mocca, dan tak lupa abang Tulus dan Buble. Dengerin musik bisa mengalihkan pikiran gue dari momok yang itu-itu aja ke hal-hal lain, sangat membantu pula untuk merilekskan saraf-saraf yang kayaknya saling tarik persis main tarik tambang, itu dia gue takut ada saraf yang putus aja, hahaha. Untung ada musik. Bersyukur banget, gue yang engga jago nyanyi dan cuman bisa main suling sama keyboard kadang-kadang, bisa sangat menikmati musik. Gue sangat mensyukuri keahlian gue sebagai penikmat musik. Iya, modalnya cuman kuping sama hati aja. Haha.

Kedua, tentunya ucapan terimakasih teriring pada bercangkir-cangkir kopi yang gue minum. Sangat membantu. Emang sih kopi itu engga membantu gue buat engga tidur, tapi membantu untuk menenangkan pikiran dan hati. Seandainya air putih itu kopi.

Ketiga, menulis. Wahai pikiran dan jemari yang berkolaborasi dengan cantik, terimakasih ya. Gue merasakan betul kalo menulis itu menyembuhkan. Emang! Emang engga 100% menghilangkan penyakit. Itu mah lo ke dokter lah. Tapi, menulis itu membantu untuk menuangkan perasaan dan pikiran yang mau gue tuang. Sama kayak termos yang keisi kopi panas terus-menerus, sayang kalau kopinya dibuang, jadi harus ada wadah buat menumpahkan luberan kopi yang udah berlebihan tersebut. Yang pasti, setiap habis nulis, gue merasa lebih baik, meskipun gue harus berjuang untuk menyaring penggunaan kata-katanya. Sebenernya itu agak mengganggu, tapi kalau engga disaring, mungkin bakal kebaca terlalu pait.

Keempat, lawak. Diberkatilah para komedian atau pelawak di acara-acara TV, berkat mereka gue engga lupa caranya ketawa loh. Terimakasih!


Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga