Posts

Showing posts from June, 2011

senang-senang semu

Image
Aku melompat kegirangan seirama alunan nada-nada yang terangkai indah dalam sebuah kotak elektronik. Kepalaku seakan tidak cukup kuasa menahan sendi-sendi yang ingin turut berdansa. Bak bermain trampolin dan awan menangkapku dengan gumpalan-gumpalannya yang selembut foam cappuccino, namun cukup kuat untuk menahanku di atasnya. Seakan logika tak lagi berkuasa dan imajinasi naik tahta menjadi raja. Rasanya aku ingin menjatuhkan tiketku untuk kembali ke alam nyata, dan melanjutkan perjalanan di nirwana. Tapi, aku hanya melompat untuk melarikan diri. Aku menarikan tarian palsu. Aku berada di atas awan yang sekuat apapun dirinya tapi tak mampu menahan beban tubuhku walau hanya untuk sedetik. Aku bersenang-senang dalam kesemuan. Sekalipun langkahku ringan terbawa angin, namun luka perih di lutut masih terasa. Banyak hal yang kulakukan untuk menyenangkan diri dengan berbagai hiburan yang tersedia hanya untuk sekelebat, sekejap mengedipkan mata, semu. Dalam arti serta mertanya aku bersenang-s

Ulang Tahun (-ku)

Setiap insan yang berpijak di bumi ini pasti mengalaminya dan selalu, setiap tahun. Ulang tahun hampir selalu menjadi salah satu nominasi moment yang paling ditunggu dan dirayakan, menyaingi hari-hari besar keagamaan. Ulang tahun kalau diartikan secara gamblang seperti mengulang satu tahun lagi dalam hidup ini karena tahun memang selalu berulang, Desember 2010 akan berganti Januari 2011, Desember 2011 akan berganti Januari 2012, mengulang tahun dengan arti eksplisitnya sebagaimana namanya yang ga pernah berubah dalam kalender. Ulang tahun itu ibarat merenovasi rumah si kaya yang tak pernah merasa puas. Tahun ini pintu rumahnya kurang lebar dan megah, lalu merombaknya sesuai keinginan hatinya. Tahun depan sepertinya akan terasa sejuk bila ada sebuah kolam renang dan gazebo di taman belakang rumah, lalu dengan serta merta tak mau tahu menciptakan apa yang menjadi kepuasan hatinya. Tahun depan berbeda lagi, ada saja hal yang kurang, ataupun hanya untuk memperindah saja, lalu diwujudkan de

sebuah hal kecil yang disebut cinta

I dunno. I've just watched a Thai movie entitled 'a little thing called love'. It was great, fabulous, and romantic! haha! Shone was so gorgeous. And Nam was ugly, but very nice at the end. She was the prime character in it. Umh, I feel that we have a same plot of love story. haha! silly! Only, different ending. It remembered me to a moment in my junior high school, something about secret admirer. So stupid of monkey love! :p. Anyway, after watching it, I realized that there was a single-forgotten thing in my life, hope. In this movie, it talked about hope in love. But, in my opinion, a hope could be about everything of course. However, love made a hope, and a hope made a strong love, both made life became more wonderful, more alive. Then, suddenly, I remembered about Buzz. Umh, I chose to stop whispering his name maybe for awhile. I lost a hope about him. There were many things that I should think and do first. I couldn't divide my focus to be two, I didn't know wh

Manusia Bermata Mentimun

Image
B aru aja gue ngebuka folder foto yang judulnya "camdig" dan menemukan beberapa foto yang dulu gue rencanain buat dibuat kisahnya di blog ini tapi belom kesampean. Berhubung engga enak sama si foto-foto itu, takut mereka ntar malem ngegrayangin mimpi gue, jadi mumpung inget dibuatin deh. S eperti biasa paragraf pertama gue pasti ga nyambung sama judul postingannya, huff. Yahh, anggaplah itu ciri khas dari blog ini (maksa><). Betewe, sebenernya gue tergelitik geli geli lerrr lerrr gimanaaaa gituu pas lagi seru-serunya liat-liat foto di folder camdig itu. Gue nemu satu foto yang bikin kepala gue asik geleng-geleng. Apa yang kalian pikirkan tentang foto di bawah ini? Korban serangan mentimun? Atau manusia bermata mentimun? W ell, ini ade gue yang lagi asik ngerujak timun di wajah dengan inovasi cara memakan timun terbaru, lewat mata. Mungkin pertama-tama irisan timun itu diletakkan di atas mata, lalu diamkan beberapa abad sampai timun berubah menjadi air seutuhnya atau

Sabar

Ini suratMu. Panggilan jelas untuk dilakukan. Awalnya memang aku belum cukup tingkat tinggi untuk mengerti. Aku hanya menerima mentah dan mencoba menaatinya karena aku ingin  melakukan apa yang tertulis, ya ku ingin menyenangkanMu. Ketika mulai kumencoba menjalaninya, tidak mudah, memang. Ini melawan arus aliran siapa diriku. Bagai berjalan menerpa hembusan angin ribut, menantang, dan itu melemahkan tulang. Melihat diri tak cukup kuasa untuk melawan diri, di situlah kadang aku terjatuh. Tapi, berkali-kali ku baca, ku dengar, ku rasa, Engkau membangkitkan kembali semangat yang patah. Menuntunku jalan kembali, meski tergopoh-gopoh dengan sisa rasa enggan. Sekali lagi, aku mencoba taat, mungkin ya tak sempurna dan hanya seperti seorang murid mengerjakan pe-ernya, hanya sebatas sebuah tugas, tidak serius dan tidak dengan hati. Saat sadari hal itupun, berulang kali linangan air keluar dengan mulus berkecamuk dengan rasa sesal, malu, ampun, dan kemanusiawian. Bukan sekali, tapi lebih. Mungki

Detik

Image
tik tik tik cepat nian kau berlalu ketika kubutuh kau tak perlu buru-buru tik tik tik lambat sekali kau berpacu manakala ragaku lelah menunggu tik tik tik kau ini makhluk macam apa hingga membuatku tergesa-gesa menyipi indahnya kesukaan mencibir asamnya kewajiban tik tik tik kau ini benda atau apa dengan sukses memutar rekaman tiap scene dalam hidup untuk dikenang untuk disesali untuk dihina bergulir bak seirama detak denyut nadi meninggalkan jahanamnya tragedi menggeletakannya begitu saja sembarangan mengizinkan kaki menginjak, tangan mencabik hingga tak kunjung lagi ada rasa, mati tik tik tik kau ini hewan atau apa pernah kukecap manis anggur dalam bibir cawan ingatku akan tawa pujangga lambungkanku tinggi ke nirwana berawan tak akui keberadaan logika hilang akal sehat atas nama sukacita tik tik tik gulirmu terlalu seenak hati mengombang-ambingkan diri siap tak siap hingga saatnya... kau berhenti tik tik tik tik tik tik Inspired by the fast running time to stop 'ol' :P

should I stop it, Beh? :'(

Day by day, another things to think and do move my attention from you. It was also because I was too bored to just watch you from your back. Moreover, I felt my Creator was so far away from me, there was something to be fixed soon in my intimacy to Him. So, I ever thought that I would stop this 'activity' and fix my connection to God first. Then, sometimes the word of 'stop' came up in my mind again and again. Should I stop it, Beh? You're so silent, boy! It was looked like idle. I was stuck in the middle. I wanted but it seemed wrong. I stopped it but I really wanted to carry on it. Argh! Well, I'll carry on it. Let Babeh shows His want about it. Yet, in the priority, I'll try to keep strong connection to Him, do my under-deadline jobs, and in the lonely night, I still whisper your name. The most important is I tell Him about the criteria. Afterwards, wait His answer faithfully. Once more. Living in hope.

Anak Kongkow (Part II)

Taddaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!! Kami dari "Anak Kongkow" (kayak nadanya band2 gt). We're back! Hari ini Anak Kongkow beraksi lagi, bukan untuk membasmi kejahatan atau hama padi, tapi makaaaaaaannnnn. Seperti layaknya manusia-manusia lain, Anak Kongkowpun manusia dan butuh makan. So, malam ini kita, sekumpulan anak kos yang sedang lapar, makan malam bersama, di TKP yang berbeda dengan TKP kongkow sebelumnya. Kita makan di Foodcourt depan gereja Katolik, SALATIGA. Personil kongkow malam ini bertambah, ada Jennifer alias Jenni, Dian PUSPITA (soalnya ada banyak nama Dian jadi harus ada yang di-emphasize), Tika, Yuyun, Zilpa, dan gue. Yang menarik-narik tangan gue untuk menorehkan lagi entri tentang anak kongkow (part II) ini adalah dimulai dari menu yang gue dan Dian pesan, nasi goreng item. Nasi goreng item? Black fried rice? Nasi goreng iteung? gue pun bertanya hal yang sama "apaan tuh nasi goreng item? nasi goreng kelamaan berjemur ampe keling? apa nasi goren

today?

no words, except congratulations! I don't see any significant blooming Yet, still living in hope. God bless you.

Hair Dryer

Image
Siang tadi gue sukses terhasut temen-temen gue yang inisialnya Zilpa Saraswati dan Damay Rahmawati untuk  melakukan hair spa. Gue sih taunya cuma creambath dan ternyata hair spa itu ya creambath (hedehhh udah ganti nama ternyata. Maklum, gak update perkembangan persalonan). Si hair spa ini pun secara otomatis merubah menu makan malam gue menjadi Indomieo Gorengnyo Lezato Jugo Ko , sejenis pasta Italia gitu (ngawur --") karena mengingat gue sudah merelakan beberapa puluh ribu untuk kegiatan yang satu itu. Postingan kali ini bukan untuk mengupas apa itu hair dryer karena gue yakin pembaca pasti udah pada tau kan itu apa? Itu loh, pistol-pistolalan buat ngelempar maling, engga ding, tapi alat pengering rambut. Well, entri ini cuma sebagai buah dari imajinasi gue pas rambut gue lagi dikeringin pake hair dryer. Jadi, pas lagi di hair dryer-in, gue sempet bengong sambil ngayal kok hair dryer ini bisa bikin bentuk rambut jadi bagus ya? Padahal ini alat kan panas (belom pernah megang jug

Aturan 30 Detik

P enulis terkenal, Les Parrott berkata, "Katakan sesuatu yang membesarkan hati seseorang dalam 30 detik pertama dala sebuah percakapan." Kebiasaan baik yang dikenal dengan "aturan 30 detik" ini sangat baik diterapkan dalam membangun hubungan yang bermakna dengan banyak orang. "Aturan 30 detik" akan menguatkan banyak hubungan. A turan 30 detik ini bersumber dari Melvin Maxwell, ayah John Maxwell yang adalah seorang rektor. John Maxwell mengisahkan bagaimana ayahnya menghidupi aturan 30 detik, "Bertahun-tahun yang lalu beliau menjadi rektor di sebuah perguruan tinggi, dan saya sering berjalan melintasi kampus itu bersama ayah. Beliau terus-menerus berhenti berjalan untuk mengucapkan hal-hal yang membesarkan hati para mahasiswa. Saat merasa tergoda memprotesnya, saya memandang wajah para mahasiswa dan saya sadar bahwa ayah telah menanamkan kata-kata baik ke dalam diri mereka. Orang tidak akan pernah melupakan dukungan semacam itu. Kemarin saya berbinc

It's a No! No, I don't want it

Like what I've said before that I desired to pray a name to be someone special and I feel that He starts to show His answer. Days ago, there was a headway which I had a chat with him, not a real chat actually. It felt like an ice cream that made me glad and I was enthusiastic to write it on my obsolete diary book. I felt that my Father permitted me. I was so glad. However, in the next day, there was a single case that was contrary with that day. My pal gave me a candy which there were words at the back of the candy's wrap which was "It's a No!". Suddenly, I felt like losing my energy, I was sad, I didn't know. At that moment, it looked like He didn't permit me, it was His answer, a very clear answer, but I didn't wanna believe it! I teared it sadly. No, God, it was so fast, it was less than a month and I would pray him for 2 months, please...... Since that, nothing's happen, no chat, no message, but I still pray for you till He really really and re

Anak Kongkow

Wah belom jadi gacoan blogger udah jarang ngentri nih gue, maklum otak lagi sumpek bikin mampet. Setelah hampir 3 hari gue melarikan diri ke komik serial Leave It to Alice dimana dengan membaca komik itu gue serasa memecahkan rekor membaca komik seumur-umur hidup gue, 10 seri habis dalam waktu 2 setengah hari saja sodara-sodara, itu juga karena jatah waktu sewanya cuma 2 hari dan gue udah kena denda 800 perak karena telat sehari. Yap! Lain kali gue akan memecahkan rekor lebih baik lagi, 10 seri 2 hari lalu nanti 1 hari lalu 1 jam saja (tentu saja.. IMPOSSIBLE--"). Tapi sepertinya membaca komik itu jurus yang ampuh buat mengusir kepenatan karena memang dasarnya gue orang yang sangat suka berimajinasi, suka ngayal siang sampe tengah malam bolong, dan lucky me tokoh utama pria di komik yang gue baca kemarin itu, si Katsumi mirip samaaa piiiiiiiippp (sensor ceritanya. mau dikira priwitannya tukang parkir juga gak masalah :D), mirip begonya, konyolnya, gak jelasnya, tapi ya itu yang bi