Kotoran Kambing Tetaplah Kotoran Kambing

Aku sudah kenyang. Kenyang dengan pemanis-pemanis buatan. Tak hanya kenyang, ini sudah sampai level muak. Ya, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, termasuk pemanis buatan yang berlebihan. Sebagai penikmat kehidupan, aku tak bisa mengatur kadar manisnya karena tugasku hanya menikmati apa yang disajikan oleh kehidupan ini.

Semua itu tergantung sudut pandang, ada yang bilang. Semua, entah itu masa-masa sulit atau hal-hal yang menyenangkan. Memang iya, semua tergantung penikmatnya. Kotoran kambing pun terlihat baik dan bermanfaat jika dipandang sebagai salah satu komposisi pupuk yang baik untuk tanaman. Dalam sudut pandang lain, kotoran kambing pun akan terlihat menjijikan dan kotor jika dipandang sebagai makanan. Namun, kotoran kambing tetaplah kotoran sebagaimana dia diciptakan. Sebaik apapun ia dipindang, kotoran kambing tetaplah kotoran kambing.

Hal-hal buruk pun tidak akan begitu menyiksa jika kita berhasil memandangnya sebagai hal yang tidak menyiksa. Yang membuatmu tersiksa akan sesuatu ialah dirimu sendiri yang menganggap atau membiarkan hal itu menyiksamu, ada yang bilang. Tapi, ada yang berbeda dengan ketidakadilan. Dari segala sudut pandang, bagiku, ketidakadilan bukanlah hal yang bisa dikategorikan ke dalam hal yang baik atau yang dinikmati saja atau yang dijalani saja. Memang bisa hal itu dianggap "biasa saja" namun ingatlah kotoran kambing tetaplah kotoran kambing sebagaimana dia ada. Oleh karenanya, aku percaya bahwa ada beberapa hal buruk di kehidupan ini yang tidak bisa dianggap atau dipandang wajar atau umum atau biasa atau dinikmati saja. 

Hei, kau penikmat kehidupan. Cara menikmati kehidupan bukan menikmati segala yang baik dan buruk menjadi hal-hal yang nikmat-nikmat saja. Pun, cara memandang kehidupan bukanlah memandang yang buruk menjadi baik-baik saja. Itu bukan menikmati ataupun memandang positif, itu membiarkan! Jika suatu saat bangsa ini menjadi bobrok dan hancur (resiko dalam skala besar), jangan kau memaki-maki dan bersungut-sungut, karena kau bagian di dalamnya yang membiarkan segala hal yang buruk itu terjadi begitu saja, bahkan kau nikmati keberadaannya, atau malah kau sedang melestarikannya. Jika kau tidak merasa di dalamnya, bersyukur dan lanjutkanlah. Jika kau sadar berada di dalamnya, bertobat dan bersuaralah melawannya. Tuhan tidak tidur. Tuhan tidak diam. Tuhan tidak bodoh.

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga