Jarak

baru kali ini aku benar-benar berterimakasih pada jarak. jarak yang tidak bermaksud kejam dengan memisahkan, karena pada akhirnya aku berterimakasih padanya. jarak yang menahan dua orang tetap berada pada tempatnya masing-masing, mengerjakan apa yang baik dalam daftar rutinitas.

bagaimana tidak? karena jarak, aku terselamatkan dari wajah melongo, hanya menatap kagum, bahkan mungkin sampai meneteskan barang setetes dua tetes liur untuk sosok yang tidak heran untuk dikagumi. karena jarak, aku terselamatkan dari fokus yang perlahan berantakan kembali pada fokus yang paling utama. karena jarak, aku didewasakan tentang usia: ia bukan lagi usia untuk membuang-buang waktu dan tenaga untuk angan-angan jaman anak-anak.

karena jarak, semua jadi terbatas. bukan bebas.

bisa jadi jarak ini adalah waktu yang Pencipta pakai dalam alur tulisanNya tentang kisah hidup manusia. semakin tiba waktunya untuk bertemu, semakin Ia perpendek jarak yang ada. entahlah, daripada menerka-nerka Sang Ahli menyembunyikan sesuatu lebih baik mengembalikan fokus pada apa yang ada di depan mata. lupakan dulu tentang jarak. siapa tahu secara tidak sadar jaraknya sudah semakin pendek, waktunya sudah semakin tiba. mana tahu.

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga