Monday, July 4, 2011

Evolusi Becak

Seperti yang kebanyakan orang sudah tahu kalau becak itu adalah salah satu alat transportasi tradisional di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Kendaraan yang satu ini cukup banyak menciptakan kontreversi juga, karena pernah ada aturan yang dibuat si petinggi-petinggi kalau becak sudah tidak boleh lagi beredar di daerah-daerah tertentu, padahal harusnya dilestarikan, lagipula apa mereka mau rela rogoh kocek dalam-dalam buat ngegantiin pekerjaan para tukang becak? hah? (aduh, malah esmosi, sabar sabar #minumesteh). Becak tekenal dengan bentuknya yang khas, yaitu dengan rodanya yang tiga, bedanya sama sodaranya Bajaj, becak dikendarai dengan cara dikayuh oleh abang, mas, bapak tukang becaknya (belum pernah liat tukang becak wanita), bukan dengan mesin, tapi dengan tenaga MANUSIA. Di situlah sebagian besar hidup mereka diletakkan, ada pada kuatnya kedua kaki mereka dalam hal mengayuh.
pic by simbah gugel. Becak Sepeda
Itu sekilas info tentang becak versi gue (tumben intronya nyambung sama judulnya! #ma'atih eaa kakak). Lalu tujuan dibuatnya postingan tentang Evolusi Becak ini karena fenomena yang gue lihat beberapa bulan yang lalu, yang baru sempet gue tulis sekarang, jadi harap maaf dan maklum kalau banyak dari pembaca yang sudah keduluan lebih tahu tentang evolusi becak ini atau yang mau bilang gue "ketinggalan jaman" atau "ketinggalan becak" juga silakan, gue rela, asal jangan timpuki saya dengan es teh apalagi becak. Jadi, kira-kira bulan Mei yang lalu, waktu gue berniat mengunjungi Malioboro via Kartosuro (pake bis dari terminal Kartosuro), gue singgah di shelter busway-nya Jogja, shelter Prambanan tepatnya. Nah, jadi gini kronologisnya, gue lagi duduk nungguin buswaynya dateng, dan mata gue yang hobinya berkeliaran kalo lagi engga ada kerjaan menangkap satu benda yang membuat gue perlu memperjelas fokus penglihatan gue. Gue liat becak. Hmm... becak apa becak itu? begitu batin gue. Gue pun engga mau hilang kesempatan untuk menjepretnya.
pic by saya. Becak berpantat motor bebek.
pic by kulo juga. Sepasang becak berpantat motor bebek :D
Begitu liat penampakan itu, gue langsung mikir apakah ini sudah saatnya becak mengalami evolusi? Udah engga ada lagi sepasang kaki yang berurat menegang untuk mengayuh, udah engga lagi gowesan-gowesan penuh semangat dan asa dari kaki-kaki si tukang becak, mungkin sekarang mereka tidak perlu mengurut-urut kaki lagi setelah bekerja seharian, karena becak sudah berevolusi. Wujudnya tetap seperti becak pada umumnya yang bagian belakangnya seperi sepeda dan cara kerjanya digowes, sementara perubahannya terjadi pada bagian belakang becak itu. Sekarang bagian belakangnya seperti dan kelihatannya memang bagian belakang motor bebek. Secara kasat mata penampakan ini seperti hasil perkawinan silang antara becak dengan motor bebek, dan beranaklah seperti gambar di atas.

Senang juga melihat evolusi becak ini karena hal ini akan memudahkan para tukang becak untuk bekerja dengan becaknya, ditambah juga kecepatan becak jadi lebih cepat beberapa puluh km/jam dan menciptakan angin semilir untuk penumpang, kelihatannya juga lebih keren. Haha! Tapi, kalau begitu, berarti perlu ada tambahan lembaran uang untuk modal beli bensin atau kalau semisal mesin mogok, selain itu juga akan ada satu penyumbang polusi jalanan lagi dengan asap yang mengepul dari lubang knalpotnya, penikmat becak pun juga mesti merelakan kehilangan saat-saat menikmati pemandangan-pemandangan yang ada di sekitar mereka karena kini becak sudah bisa berjalan secepat ojek, dan tampilannya pun ga seeksotis becak sepeda yang menjadi salah satu daya tarik turis ataupun pelancong untuk memilih naik becak dibanding ngojek.

Bagaimanapun juga, ini suatu kemajuan yang perlu diacungi jempol. Tapi, ya semoga becak yang menjadi keunikan dan kekhasan Indonesia tetap dilestarikan walaupun kini sudah berevolusi. Juga, mesti tidak dilupakan kalau terkadang penghasilan menjadi tukang becak saja hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari, apalagi kalau harus tambah modal buat beli bensin (berasa tukang becak yak, tau aja. Haha!). Betewe, entah evolusi ini terjadi hanya di wilayah sekitar Jogja saja atau sudah ada dimana-mana, tapi yang jelas, kemaren sore gue masih naik becak yang dikayuh dari terminal Tirtonadi sampai Ngarsupuro, Mangkunegaran, Solo.

Demikian celotehan saya tentang becak. Tenang, celotehan ini bukan celotehan berdasarkan karangan imajinasi, tapi didasari fakta yang gue lihat pake biji mata kepala gue sendiri. Semoga bisa menambah informasi atau jangan-jangan gue yang ketinggalan informasi ya? --a Wah, isin juga, tapi ya gapapa, sekedar men-share saja :D

Makasih sudah mau singgah dan membaca! (:
GOD bless you.

2 comments:

  1. udah banyak koq, di daerah mana ya?! gw lupa! hahaha...
    di jogja juga ada yang pake "mesin" tapi bukan mesin motor seperti foto ngana.. hehehe

    ReplyDelete
  2. hahaha bagus lah ndre, becak semakin pesat wkwkwk..
    tapi tetep eksotisan becak sepeda :D

    ReplyDelete

monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).

Waspada Gudang Celotehan Bajakan!

Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Googl...