Taddaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!
Kami dari "Anak Kongkow" (kayak nadanya band2 gt). We're back!
Hari ini Anak Kongkow beraksi lagi, bukan untuk membasmi kejahatan atau hama padi, tapi makaaaaaaannnnn. Seperti layaknya manusia-manusia lain, Anak Kongkowpun manusia dan butuh makan. So, malam ini kita, sekumpulan anak kos yang sedang lapar, makan malam bersama, di TKP yang berbeda dengan TKP kongkow sebelumnya. Kita makan di Foodcourt depan gereja Katolik, SALATIGA.
Personil kongkow malam ini bertambah, ada Jennifer alias Jenni, Dian PUSPITA (soalnya ada banyak nama Dian jadi harus ada yang di-emphasize), Tika, Yuyun, Zilpa, dan gue. Yang menarik-narik tangan gue untuk menorehkan lagi entri tentang anak kongkow (part II) ini adalah dimulai dari menu yang gue dan Dian pesan, nasi goreng item. Nasi goreng item? Black fried rice? Nasi goreng iteung? gue pun bertanya hal yang sama "apaan tuh nasi goreng item? nasi goreng kelamaan berjemur ampe keling? apa nasi goreng eksotis yang diimpor dari Nigeria?" dan dugaan gue barusan semuanya FATAL SALAH! Si ibu tukang nasi goreng item pun menjelaskan dengan tenang asal usul si nasi goreng item yang ternyata warna hitamnya itu berasal dari tinta cumi-cumi (bukan tinta pulpen loh ya). Gue pun penasaran, baru pertama kali denger dan tau, alhasil gue pesen satu porsi. Di kios ibunya itu juga menjual aneka nasi goreng lain yang unik-unik kayak nasi goreng merah dan nasi goreng putih. Nah lo, bingung lagi kan itu nasi goreng apa crayon? Kalo nasi goreng merah itu pake saos aja tanpa kecap, kalau putih.... nasi biasa kali ya, gue juga lupa tadi ibunya bilang apa. Anyway, setelah gue cicipi nasi goreng item yang gue pesen, ternyata ajibb juga, tapi emang porsinya lumayan banyak jadi cukup membuat eneg di suapan-suapan terakhir.
Hal lain yang membuat kegiatan kongkow ini makin aneh dan gak jelas adalah ketika kita kehabisan bahan topik obrolan, gue yang hobinya meratiin orang kalo lagi gak ada kerjaan, bersama dengan Dian yang kayaknya sehobi juga, menangkap sebuah adegan yang bikin mulut ga mau berhenti nyengir. Kita menangkap sesosok bapak yang lagi menjilat es krim malam-malam dengan tangan tertopang di atas dagangannya dengan ekspresi nikmatnya surga kayak mbak-mbak yang di iklan Magnum, padahal es krim yang bapaknya jilat itu es kenong gitu, tapi berasanya tuh kayak engga ada bedanya sama Magnum. Beralih dari bapak si penjilat es krim, ke penampakan lain yang kita liat dimana ada sekumpulan orang tua (orang yang sudah tua), jadi ada oma-oma opa-opa gitu, ada yang bule, ada yang indo, dan kita pun berdialog bodoh (lagi).
Dialog I
gue: Yan, itu opanya yang bule pasti lagi ke-ge-eran.
Dian: Lha, kenapa?
gue: mukanya merah
Dian: *diem sesaat, baru ngeh* haha, iya dia abis dicengin temen-temennya pasti.
kenyataannya: emang itu opa-opa mukanya merah, kayak kulitnya suku Indian.
Dialog II
gue: Yan, itu oma-omanya pasti abis ditonjokin
Dian: Kok bisa?
gue: matanya biru
Dian: iya bener-bener
kenyataannya: omanya itu pake eye-shadow biru tua, matching sama bajunya.
Ternyata kehabisan bahan obrolan bisa bikin otak konslet juga. Seusai perut tak lagi kosong, Anak Kongkow pun beranjak dari foodcourt kembali ke alam kos masing-masing dengan menyisakan satu adegan saat di perjalanan pulang, saat melewati sebuah SD dan TK di samping gereja Katolik, di tengah jalanan yang sepi, di bawah penerangan lampu jalan yang oranye, dipayungi langit gelap yang berawan, dan kita teriak bareng (bukan untuk melepas uneg-uneg, tapi karena parno sendiri). Alhasil kita ditegur satpam.
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).