Merbabu, I'm in Love (with YOU)

Serasa kejatuhan magnum bertubi-tubi dari langit, senangnya hati gue waktu seorang kakak bilang, “Tanggal 24 naik gunung yuk!”. Kalau dulu ketemu dan foto bareng Raditya Dika seperti mimpi yang jadi kenyataan, sama halnya dengan naik gunung. Dari dulu (entah dulunya kapan :p), gue pengeeeeeen banget naik gunung.  Apesnya, berkali-kali gue pernah melewatkan kesempatan naik gunung tersebut karena sedang pulang ke rumah tercinta. Nah, kali ini, saat gue di Salatiga dan ada kesempatan naik gunung lagi, I wouldn’t miss it!

Besarnya hasrat gue untuk naik gunung itu lahir dari cerita masa mudanya Ibu. Ibu sering banget cerita, waktu masa mudanya dulu dia sering banget naik gunung sama temen-temennya. Merbabu (3 kali), Merapi (2 kali), Selamet (1 kali), dan Sindoro (1 kali), itu nama-nama gunung yang pernah ibu jajal. Wah, rekor naik gunung nyokap banyak juga! Jadi minder sendiri gue >< hehehe.  Jadi, Ibu sangat menyarankan gue untuk melakukan hal yang sama saat masa kuliah ini (pastinya jangan sampe ganggu kuliah ;)) dan juga karena I do love adventure! Yaaaay! That’s why gue dengan mudah menggaet izin dari orang tua untuk rencana naik gunung tanggal 24 itu. Emang bener ya buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, like mother like daughter, hahaha :D.

Alasan lain hasrat gue adalah karena beberapa waktu lalu gue habis nyelesein baca novel 5 cm yang nyeritain tentang kisah 5 orang sahabat dan petualangan mereka saat mendaki Mahameru. Oleh karena itu, gue juga memasukkan Mahameru ke daftar gunung yang ingin gue jejaki :D.

Selain itu, banyak teman-teman sepelayanan gue yang punya hasrat yang sama. Wah, semakin excited untuk naik gunung! Dan ada 27 orang yang menyanggupi untuk ikut mendaki Merbabu di tanggal 24 tersebut. Rombongan besar hahaha.

Di sini gue akan membagikan pengalaman mulai dari persiapan sampai kepulangan. So, nyalakan imajinasi kalian dan berimajinasilah sekeren-kerennya karena sebetulnya sekeren apapun imajinasi kalian, kenyataan yang sesungguhnya itu jauuuuuuuh lebih keren! :D

Well, here we go!

Perencanaan yang matang tidak akan berjalan baik tanpa persiapan yang matang. Well-prepared makes well-done. Jadi, jauh-jauh hari kita sudah mulai membicarakan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan untuk mendaki.

Oke, tips pertama sebelum mendaki adalah pastikan kalau ada paling tidak 1 orang yang sudah berpengalaman mendaki gunung dan bertanggung jawab. Jadi, orang tersebut bisa jadi orang kunci, yang telah mengetahui atau mengalami medannya (bukan kota Medan lho ya -,-) sehingga bisa ngasih tau yang belum berpengalaman hal-hal apa yang perlu dipersiapkan dan medannya nanti seperti apa. Di rombongan gue ini, ada satu orang kakak yang berpengalaman mendaki Merbabu. Sebut saja dia kak Lius. Dialah yang memberitahu kita hal-hal apa yang perlu dibawa dan tips-tips mendaki gunung. Tidak hanya sekedar berpengalaman, orang kunci itu juga harus bertanggung jawab. Kan gak lucu kalo kita ngandelin dia dan ternyata dia membawa kita nyasar di gunung dan gak tau gimana jalan pulang ><. Untunglah Kak Lius ini berpengalaman dan bertanggung jawab (ciyeee Kak Lius. Ceban kak udah dipuji! Haha :p).

Nah, dalam rangka persiapan ini, kita membuat deadline. Karena rencana mendaki ini akan diikuti banyak orang, jadi kita bikin deadline guna memastikan berapa orang yang ikut, jumlah perempuan dan jumlah pria. Memastikan jumlah perempuan dan pria juga dalam rombongan besar itu perlu lho karena kita akan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pendakian ini. Kelompok-kelompok kecil ini berisi 4-5 orang. Nah, dalam 1 kelompok pembagian cewek and cowoknya diusahakan merata karena pada saat mendaki nanti yang cowok wajib nolongin yang cewek :D.

Dalam setiap kelompok juga dipilih 1 orang koordinator kelompok yang akan mengkoordinir untuk tenda, matras, sleeping bad, makan, kesehatan, dan rute pendakian anggotanya. Jadi, fungsi pembagian kelompok kecil ini agar mempermudah pendakian karena sudah terkoordinir dengan rapih (mengingat kita rombongan gede :D).


Lalu, ada briefing di H-2. Saat briefing ini Kak Lius ngejelasin apa aja yang perlu disiapin seperti pembentukan kelompok, dana, konsumsi, transportasi, penyewaan perabotan mendaki (sleeping bag, tas gunung, matras, dan tenda), dll. Menurut catetan gue, hal-hal yang perlu dibawa saat mendaki kurang lebih seperti di bawah ini (yang wajib gue bold):

-sleeping bag (sukur-sukur kalo punya sendiri, kalo ga ya nyewa :D)
-matras (kalo ga punya nyewa :D)
-kaos kaki (2 pasang)
-sarung tangan (2 pasang)
-air minum/aqua botol 1,5 liter (2 botol)
-kupluk
-masker/slayer
-sendal jepit
-jaket tebel
-senter (+batre)
-pembalut (untuk yg cewe pastinya)
-tisu basah
-hansaplast
-salon pas
-minuman extra joss
-makanan ringan
-obat masuk angin

Info tentang persiapan pendakian juga bisa liat di sini :).

Berhubung ini kali pertama gue mendaki, jadi gue gak punya sebagian besar barang-barang yang perlu dalam list tersebut. Fortunately, I was not the one who didn’t have those stuff, temen-temen yang lain juga gak punya. Maka, jadilah berburu perlengkapan mendaki menjadi salah satu persiapan kami.


Tips berikutnya dalam persiapan pendaki pemula adalah (terutama untuk cewek) belanjalah perlengkapan mendaki bersama-sama. Jadi, kumpulin 2 atau 3 orang untuk belanja bareng dan usahakan 1 diantara mereka jago nawar (haha :p). Terbukti loh! Gue dan 2 orang teman gue (Kak Landa dan Wika) dengan entah kemampuan menawar dari mana, berhasil memboyong 2 pasang sarung tangan + 1 kupluk dengan total harga Rp. 20.000 saja, sodara-sodara! Hahaha. Oya, kita mau mendaki dan saat mendaki itu debu nempel dimana-mana, jadi ga usah beli sarung tangan/kupluk/kaos kaki yang lucu-lucu karena di gunung nanti semua akan jadi 1 warna, cokelat :p.

Selain itu, kita juga perlu dan penting banget untuk mempersiapkan fisik, apalagi buat yang jarang olahraga kayak… gue ><. Otot-otot badan kita perlu dibiasakan gerak biar saat mendaki nanti gak “kaget” karena medannya nanti menuntut fisik yang kuat. Sebenernya persiapan fisik gue dan temen-temen terbilang kurang dan mendadak karena H-2 kita baru persiapan fisik. Padahal beberapa tahun yang lalu, rombongan dari komunitas yang sama sebulan sebelum pendakian sudah mulai persiapan fisik seperti olahraga. Yahh, apa daya, daripada engga sama sekali, 2 hari persiapan fisik pun kita lakoni dengan maksimal. 


Persiapan fisik kita dimulai dengan jogging pagi. Pukul 06.00 WIB, gue dan teman-teman ngumpul di kampus dan kita mulai jogging pagi mengitari area kampus yang cukup luas. Ketika jogging, saat lagi ngos-ngosan dan capek, gue tiba-tiba merenung sendiri, “baru ngiterin kampus aja udah capek banget, ngos-ngosan gini, gimana pas daki ntar? Nyesel juga gak pernah olahraga selama ini ><.” So, olahraga itu penting, at least jogging tiap pagi. Gak cuma jogging, kita juga renang. Sebenarnya ini lebih ke hasrat tertunda setelah sekian lama sih, sekalian aja dibuat persiapan fisik, hehehe.

Setelah persiapan fisik, penting juga untuk mengecek kembali barang-barang yang akan kita bawa, apalagi untuk barang-barang yang perlu menyewa seperti sleeping bag, tenda, dll. Sayangnya, rombongan kita kekurangan sleeping bag di tempat persewaan, jadi yang kebagian bawa sleeping bag hanya para koordinator. Padahal gue berharap banget akan menggendong tas daki yang gede itu, keliatannya keren kayak acara pendakian di tivi-tivi (^^), tapi pada kenyataannya ternyata berat euy. Eniwei, kita juga perlu ngecek konsumsi saat mendaki. Setelah memutar otak dan belajar dari pengalaman, kita memutuskan untuk membawa ketupat dan sarden yang akan memudahkan kita dalam mempersiapkannya saat di atas gunung nanti.

Dari beraneka ragamnya persiapan yang ada, ada 1 hal yang paling penting dari semua persiapan tersebut. Ya, doa. Manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan segala sesuatunya. So, jangan lupa untuk berdoa. Berdoa untuk cuaca yang baik, fisik yang kuat, dan segala sesuatunya agar berjalan lancar, karena tujuan kita mendaki pun untuk menikmati buah karya tangan Tuhan yang luar biasa indahNya. :)

to be continued...

Comments

  1. waaah, keren Ray!! aku juga pingin banget naik gunung tapi sampai sekarang belum kesampaian :(
    nice stroy!! nice experience!!:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks, Meyk! :D
      wahhh semoga km menemukan kesempatan naik gunung ya meyk atau kita bisa daki bareng juga hehehe :D

      Delete
  2. Mbak, terusin award ini yak. Heheh
    Udah tak tag nih. Jadi wajib hukumnya :p
    http://deodeye.blogspot.com/2012/09/dapet-liebster-award.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakaka aku ga ngerti award2 kayak begini dod.. tp baiklah akan kuteruskan :D btw thanks ya :D

      Delete
  3. Replies
    1. thanks, Teguh! :D
      tapi pendakiannya udah lewat tgl 24 agustus lalu dan lancar hehehe, tp blm smpet mosting kelanjutan ceritanya hehe :D

      Delete

Post a Comment

monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga