Tuesday, May 10, 2011
Dua Mimpi untuk Salatiga
Bicara soal mimpi, siapa yang engga suka bermimpi angkat kaki temannya, hayoo! Oke, sejauh ini gue engga melihat kaki-kaki terangkat jadi gue ambil kesimpulan semuanya suka bermimpi (meksooo!!! biarin! wek :p). Kalau saja ada Om Jin dari Timur Tengah dan gue mendapat kesempatan untuk mengucapkan 3 permohonan yang akan dikabulkan, gue pasti sudah melonjak kegirangan dan langsung teringat kota kecil dimana gue menuntut ilmu saat ini, Salatiga. Jangankan 3 permhonan, 2 permohonan saja udah cukup karena memang ada dua hal yang gue ingiiiiiiiiinnnnn banget ada di Salatiga, yaitu Gramedia dan 21 (Bioskop 21). Kenapa Gramedia dan 21??? Apakah di Salatiga kurang punya banyak toko buku?? Apakah orang-orang di Salatiga butuh nonton gelap-gelapan di dalam dinginnya ruang berisi layar besar di Bioskop 21?? Oke, pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari pikiran gue sendiri itu yang mungkin pembaca juga bertanya hal yang sama, akan gue jawab dengan sekalian curhat mimpi-mimpi gue itu ya ^^
Kenapa Gramedia?
Gramedia adalah toko buku yang menurut gue besar dan komplit yang menyebar di kota-kota besar (mungkin itu salah satu alasannya engga adanya Gramedia di Salatiga karena Salatiga tidak cukup besar dibanding Jogja dan Semarang). Sebenarnya di Salatiga engga kekurangan toko buku juga sih, udah ada Toga Mas, Kharisma, Immanuel, dll, tapi entah namanya juga mimpi kan nyarinya yang engga ada (hehehe) jadi mimpi gue ya andaikan di Salatiga ada Gramedia. Gramedia itu bukan hanya toko buku yang besar dan nyaman untuk jadi tempat nongkrong (beneran nongkrong loh kalo lagi baca ngirit alias baca buku di tempat sambil mojok-mojok gitu, asal jangan sampe ketauan satpam hihihihihi), tapi juga merupakan toko buku terkomplit kalau boleh gue bandingin sama toko buku-toko buku lain. Mau cari buku soal duniawi, rohani, hobi, bisnis, yang bekaitan dengan materi kuliah, sampe buku-buku ngegombal juga ada di sono, komplit lah (engga pake telor ceplok), tinggal kita menyisiri rak-rak yang berjudul sesuai sama buku yang kita cari aja. Enaknya lagi dan yang jarang gue temukan di toko buku-toko buku lain adalah buku dengan sampul plastik yang sudah terbuka. Di Gramed hampir tiap satu judul buku dengan apapun genre-nya pasti paling engga ada satu buku yang sudah terbuka sampulnya, entah itu berkat keisengan pengunjung atau memang sengaja disediakan yang sudah terbuka, nah alhasil itu yang membuat pengunjung termasuk gue betah nongkrong berlama-lama di sana (ya kalau emang maniak buku bisa-bisa baca satu buku langsung habis tanpa harus membeli, tapi gue belum pernah, maklum masih ngantukan tiap 30 menit membaca).
Meskipun ada buku yang sampulnya engga kebuka engga jadi masalah karena buat gue cukup baca referensi di balik bukunya aja udah nyenengin dan karena variasi judul buku yang gue baca referensinya lebih banyak, menarik, dan up to date. Bayangin aja, pernah gue ke salah satu toko buku di Salatiga dan mencari buku terbarunya Raditya Dika engga ketemu-ketemu, gue tanya Mbak-Mbak penjaganya dia bilang "engga ada, Mbak" sambil tersenyum gitu. Apa??? (kalau versi bulenya, WHAT????) Raditya Dika kan penulis yang engga jadul-jadul amat walaupun emang tampangnya masuk kategori wajah jadul tapi kan bukunya harusnya eksis dong (T.T). Akhirnya gue pulang dengan kecewa yang menganga (asssseeeeekkkk). Selain itu seandainya ada Gramedia di Salatiga gue yakin itu akan menambah minat mahasiswa, siswa, ataupun yang tidak bersekolah untuk membaca. Yakin gue! Karena sudah jadi cerita lama kalau perpustakaan itu (memang) membosankan dan dari sisi fasilitas ruangan juga kebanyakan perpustakaan di sekolahan-sekolahan "suram" (jadi inget perpustakaan di SMP gue kayak rumah hantu). So, menurut gue, untuk menimbulkan dan menggugah minat baca memang perlu adanya dukungan fasilitas sih, kita butuh tempat dimana ada banyak pilihan buku, banyak judul, banyak referensi, emang bakal bingungin sih tapi bukannya itu bisa menambah dan memperkaya pengetahuan juga? (bukaaaann.. woy! woy! ><)
Kenapa Bioskop 21?
Ini dari sisi non-akademis, tapi bisa jadi akademis juga sih kalau penonton bisa memilih film yang memang berbibit bebet dan bobot (kayak milih mantu ye). Oke, yang satu ini pastinya karena di Salatiga TIDAK ADA bioskop!!!!!!!!!!! (teriak-teriak sambil megangin kepala terus lari 7 kilo and balik lagi dengan muka depresi berat). Keinginan gue yang satu ini mewakili hasrat gue sebagai mahasiswa yang keHAUSan HIBURAN. Siapa yang engga setuju mahasiswa butuh hiburan??? (mana? mana? sini! sini! pulang lewat mana? biar gue anter pake piring terbang). Mungkin gue engga sendiri, mungkin ada banyak mahasiswa lain yang merasakan hal yang sama seperti gue kalau faktanya mahasiswa itu butuh (variasi) hiburan dan kami kekurangan hiburan di kota nan mungil ini. Sekedap sayeu curhat dulu yeu sekedap sekedap (logat Melayu, maap kalau kacau balau), jadi ini keluar dari lubuk hati gue paling dalem kalau mahasiswa terutama yang dari luar kota kayak gue sekali lagi butuh banget hiburan. Gue mewakili mahasiswa yang dari luar Salatiga (kalau engga keberatan gue wakili. hehe) udah tersiksa dengan serbuan tugas kuliah yang datang keseringan keroyokan tanpa kenal ampun, sekitar 4 bulan kita harus berkutat dengan tugas dan materi kuliah, bolak-balik kampus nyari-nyari sinyal wifi buat bikin tugas, ya emang itu konsekuensi seorang mahasiswa dan gue terima. Tambahannya lagi, selain teraniaya dengan tugas, kita juga teraniaya dengan rindu (aaahihihi) karena bundo dan sanak saudara nan jauh di kampung. Hasilnya, kombinasi antara stres dengan kuliah dicampur kangen rumah yang amat teramat melahirkan suntuk yang gue suka sebut "empet", sehingga kita sangat butuh hiburan yang bervariasi salah satunya 21. Biasanya kebanyakan mahasiswa di kampus gue kalau mau nonton bioskop harus menempuh jarak berkilo-kilo dan memakan waktu berjam-jam ke Semarang atau Solo, itu juga kalau sampe sana engga keabisan tiket. Katanya Ibu yang pernah kuliah satu tahun di Salatiga sih dulu ada bioskop tapi sekarang udah ditutup, engga tahu apa alasannya. Emang gue engga bisa me-list sisi positif dari adanya 21 di kota ini, hanya karena 1 alasan itu tadi "hiburan", mengingat juga kasian leptop jadi lemot karena kebanyakan ngoleksi film dan mata memerah karena harus menikmati film dalam kotak 14" itu.
Demikian 2 mimpi gue untuk Salatiga (kayaknya kebanyakan curhatnya daripada ngejelasin mimpinya. Maaf, khilaf). Sekali lagi ini hanya mimpi-mimpi pribadi saya yang syukur-syukur pembaca juga bermimpi yang sama jadi kita bisa bermimpi dan berdoa bersama semoga ada om jin yang mau mengabulkan mimpi-mimpi tersebut atau semoga ada orang kaya banget banget banget yang baca kemudian hatinya tergugah untuk langsung mendirikan 2 mimpi itu di Salatiga. Once more, maaf kalau postingan ini kurang penting, maklum seperti judul blognya ini hanya gudang yang menampung banyak celotehan belaka^^
Oh iya, jangan takut untuk mengungkapkan mimpi-mimpimu karena itu salah satu gunanya menulis, hihihhi.
Thanks for reading ya!^^ GBU :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Waspada Gudang Celotehan Bajakan!
Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Googl...
-
Hari ini yang menarik perhatian gue untuk gue torehkan di blog ini adalah penampakan yang gue temui sepanjang perjalanan RS Fatmawati-rumah ...
-
Labil. Galau. Mungkin dua kata itu sangat cocok untuk menggambarkan kondisi mental dan perasaan gue akhir-akhir ini. Bukan gue pengen ikut-i...
Beri jempol untuk ini; gue yang baru pindah ke Salatiga langsung speechless karena ga nemu Gramedia (maklum, 'anak' Gramedia) :|d
ReplyDeletehahaha sama dong kita.. ya, semoga toko buku Gramedia itu segera nerdiri di salatiga ya (berdoa mulai. amin) :D thanks for reading ya!^^
ReplyDeleteHaha...harapan yang sama...dulu tahun 1990 an Gramedia ada di Salatiga di lokasi Galeri Smartfren sekarang dpn Hotel Le Bringin Jend Sud Salatiga..terus pindah..Tapi sekarang info buaaat semuanya..mulai tahun 2012 kemarin ada lagi Gramedia di Mall Ramayana Salatiga Lt.3..daah buruan yuuk kesana..
ReplyDeleteKalo 21 semoga bentar lagi dibuka ya..apalagi tuh ntar kalo Matahari jadi buka n bentar lagi ada Mall baru yang mau dibangun di jl. Diponegoro..moga aja ntar cepet yaa..amien..:D
Amiin bang gue sebagai calon penghuni salatiga dari palembang pengen tu bioskop
ReplyDeleteBahkan gue nyari info tentang bioskopnya salatiga biar gak bosen gue idup di sana ahahha