Anak Kost Juga Bisa "Berlebaran"

Buat yang anak kost mana telunjuknya? Kali ini gue di pihak kalian loh (padahal kayaknya emang selalu berpihak deh -,-"). Ya, berhubung Lebaran tahun ini gue pas sedang menjelma jadi anak kost di kota rantauan, Salatiga, jadi elegan kayaknya kalau gue membeberkan nasib anak kost bahwasannya mereka ehh kita ding, juga bisa “berlebaran”. “Berlebaran” di sini mari kita persempit artinya menjadi bersilahturahmi beserta kebagian ngicip opor ayam sama ketupat (sah? sah? sah! :p).

Nah, sebelum masuk ke pembuktian bahwa anak kost juga bisa Lebaran berdasarkan pengalaman gue sendiri sebagai perwakilan anak kost (apa? ga mau diwakilin? yaudah salto zaja zanaah -_-"), gue mau kasih sedikit tips dulu gimana caranya anak kost bisa “berlebaran” juga. Cekidot di bawah ini ya! (yang ga mau diwakilin, gak usah cekidot, salto aja).

1. Variasikan teman Anda.
Eittzz, tapi jangan keburu ambil spidol terus nyoret-nyoret muka temen kalian karena ingin memvariasikan mukanya ya. Maksud gue di sini adalah bergaullah seluas-luasnya, tapi tetep bergaullah dengan orang-orang yang tidak merusak kebiasaan baik kalian. Nah, dengan bergaul luas, kita pun akan semakin mempunyai banyak teman yang bervariasi, entah itu variasi dalam kadar ketebalan dompet, cara beribadah, atau hobi, dan masih banyak lage. So, bersyukurlah kalau kita mempunyai teman-teman yang beragama Muslim, kita bisa bersilahturahmi dengan mereka. Dengan begitu, kesempatan anak kost untuk bisa “berlebaran” pun semakin besar. Tetapi pada dasarnya bukan hanya karena ingin “berlebaran,” tapi memang bagaimana kita tetep menjaga indahnya kebersamaan di dalam perbedaan (udah berat belom bahasa gue? :p).

2. Saling peka dan membantu antar sesama anak kost
Nah, kalo kiat yang satu ini wajib dimiliki oleh semua manusia di bumi ini, termasuk anak kost. Peka itu penting lho, karena merupakan bentuk kasih. Jadilah anak kost yang kaya dan dermawan akan kasih niscaya kehidupan anak kost-mu akan lebih berwarna dan berkesan (cobalah! cobalah! Ting! *nada suara Bang Napi*). Oh iya, peka yang gue maksud di sini bukan peka sama gosip-gosip terbaru dan ter-hot ya, tapi peka dengan kebutuhan orang lain. Kalau sudah peka dengan kebutuhan orang (termasuk anak kost) lain, kita ga berhenti sampe peka aja, tapi juga turun tangan alias bantuin. Setelah itu rasakan nikmatnya. Gak cuma orang lain tertolong, sukur-sukur kita juga kecipratan berkat kan (haha :p). Tapi, tetep niat awalnya itu ngebantuin tanpa pamrih, nah kalo abis bantuin dapet berkat itu berarti bonus, kalo ga dapet ya gak masalah sama sekali :D. Karena ini versi “berlebaran”, pekalah dengan temanmu yang ingin bersilaturahmi dengan keluarga atau temannya tapi gak punya temen untuk pergi ke sana. Lalu, sebagai sesama anak kost, tawarkan bantuan. Biasanya tanpa perlu nyebutin niat terselubung kita untuk “berlebaran”, temen kita pasti udah tau sendiri, ya semacam “kode” gitu deh, maklum lah kalo sesama anak kost itu biasanya kontak batinnya kuat kayak kembar identik gitu (#PLAK!). Hahaha agak melenceng ya? Tapi kan tetep niat awalnya nemenin dia bersilaturahmi, kalo bisa “berlebaran” juga itu bonus (ngeles aja -,-).

Oke, cukup dua aja tips “belebaran” sehat ala anak kost dari gue, sekarang kita masuk ke pembuktiannya. Ya, yang mau ke kamar mandi dulu, gue tunggu dua detik dari sekarang (abaikan -,-“). Well, gue pun udah mempraktekan sendiri kedua tips di atas, makanya gue berani bagiin di sini juga :D.

Jadi, lebaran hari ke dua yang jatuh pada hari Senin (20), seorang teman yang pastinya anak kost juga, ngajakin gue dan temen-temen sesama anak kost lain untuk nemenin dia ke Boyolali atau nama pangkehnya Crocodile Forget. Walaupun Boyolali terkenal dengan susu sapi segarnya, kita ke sana bukan untuk nyari susu, tapi untuk bersilaturahmi. Nah, temen gue ini punya saudara di Boyolali yang merayakan Idul Fitri dan sudah sepatutnya dia dateng ke sana untuk bersilaturahmi. Dia pun ngajak kita berlima (gue dan temen-temen lain) untuk ke sana juga. Awalnya, elegannya kita gak langsung “iya iya yuk cus!” dong ya, kita tanya dulu “gapapa nih ke sana rame-rame? Secara kan keluarga di sana gak kenal sama kita.” Begitu temen gue itu bilang gak apa-apa, baru deh kita rame-rame pergi ke sana. See? Kedua tips di atas sudah terpraktekan kan? :D


Jalanan Salatiga-Boyolali di hari Lebaran kedua ini masih padat merayap. Mobil-mobil pribadi, motor-motor, dan angkutan-angkutan umum menuhin jalan raya, jadilah jalanan yang biasanya senggang ini macet. Tapi, kemacetan jalan raya emang udah jadi ciri khas Lebaran, jadi udah gak asing lagi. Perjalanan kita menuju rumah saudara temen gue ini pun ngabisin waktu sekitar 2 jam.

Sesampainya di rumah saudara temen gue ini, kita disambut ramah dengan senyum sumringah dari si pemilik rumah. Kita pun mengulurkan tangan sambil ngucapin “Selamat Idul Fitri, Pak, Bu, Mas, Mbak!” sambil tersenyum. Lalu, kita dipersilahkan duduk di hadapan sebuah meja panjang yang berjajar beraneka kue khas Lebaran. Sepertinya temen gue ini udah ngasih tau sodaranya juga kalo dia bakal bawa komplotan anak-kost-haus-akan-nastar (ehhh -,-), sehingga sodaranya ini udah terlihat santai dan ngajak kita ngobrol-ngobrol. Gak cuman dipersilahkan nyicipin kue-kue khas Lebaran, kita pun diajak makan makanan wajib Lebaran, sebut saja dia opor ayam. Kita pun makan dengan penuh ucapan syukur “terimakasih Tuhan, tahun ini masih bisa nyicipn opor ayam :D.”



Keluarga dari temen gue ini ramah banget. Kita disediakan tempat di teras rumah untuk bersantai dengan beralaskan karpet dan beberapa bantal. Kondisi lingkungan rumahnya juga nyaman banget. Nyiur-nyiur melambai di pekarangan rumahnya, ditambah desiran angin yang menciptakan gesekan-gesekan daun kelapa, bikin suasana hati jadi adem ayem tentrem berasa di rumah sendiri. Ini nih indahnya kebersamaan di tengah perbedaan J. Gak berhenti sampai di situ, ada sodara temen gue yang seumuran dengan kita yang dipanggil Le’ Yono, mau berbaik hati manjat pohon kelapa dan menjamu kita dengan kelapa-kelapa muda yang segar. Air kelapa muda aseli dari pohon kelapanya ini mengalir di tenggorokan kita yang jarang banget minum air kelapa (hahaha). Rasa enaknya tambah enak karena dibumbui kehangatan dan kebersamaan dari keluarga temen gue yang ramah ini. Kita menikmati kelapa muda bareng sambil ngobrol-ngobrol dan poto-poto. Wah, terimakasih sangat untuk keluarga temen gue ini dan Le’ Yono. Kita jadi seperti punya keluarga baru di Boyolali. Kita pun ditawarin untuk main lagi kapan-kapan. Kita pun nawarin mereka untuk main ke Salatiga :D.



Terimakasih Tuhan untuk kebersamaan yang indah ini, apalagi untuk anak kost seperti kita yang kemungkinan “berlebaran”nya agak tipis (hehe). Bener-bener bersyukur deh masih bisa ngerasain nikmatnya kebersamaan seperti ini di tengah kondisi bangsa Indonesia yang marak kita dengar di berita banyak kerusuhan atau problema timbul karena perbedaan agama, suku, atau status sosial. Padahal kalau kita semua rukun, saling menghargai, dan saling mengasihi, nikmatnya bukan main. Berharap dan berdoa gak cuman gue dan temen-temen yang ngerasain nikmatnya kebersamaan ini, tapi seluruh warga Indonesia juga. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga