Beberapa hari yang lalu, gue baru aja tersadar dan memikirkan kembali untuk menyebut skripsi gue ini sebagai pacar. Awalnya, dalam rangka memotivasi diri untuk ngerjain skripsi, gue sengaja menganggap kalau skripsi adalah pacar sendiri. Soalnya, biasanya orang pacaran kan berbunga-bunga dan happy gitu setiap menjalani waktu bersama si pacar, meskipun ada cekcoknya juga pasti. Nah, dengan latar belakang pengetahuan soal pacaran yang seperti itu (walaupun gue belum pernah mengalaminya sendiri sih, *ups* haha), gue dengan senang hati menyebut si skripsi ini pacar. However, it does not really work! Dengan menyebut si skripsi ini sebagai pacar, itu engga membuat gue berbunga-bunga atau senyam-senyum sendiri ketika gue sedang ngerjain skripsi -______-. Yang ada gue malah seperti seorang PHP (Pemberi Harapan Palsu) professional, saking seringnya gue mem-PHP-kan si skripsi. Bilangnya, gue akan ngerevisi dia, tapi gue lebih milih berlama-lama di Facebook, Twitter, atau Blog. Dan kejadian beg