Seplastik Memori di Ruang 512

Gue baru saja menemukan hobi baru loh: collecting memories. Rasanya tidak cukup hanya mengandalkan memori otak untuk menyimpan setiap memori yang dimiliki setiap tempat yang pernah disinggahi. Ini hobi yang rawan sih, rawan terjebak di masa lalu dan sulit move on, hahahaha. Oleh karena itu, meskipun gue suka mengoleksi memori (memori yang manis aja sih hehe), tapi jangan ngutamain perasaan, melainkan tombol “pikiran” atau “logika” harus selalu ON, biar gak terhanyut perasaan sendiri. :D

Sebenarnya gue menyukai sekaligus membenci juga sih hobi semacam ini, karena di satu sisi gue bisa mengabadikan memori lewat foto dan tulisan, tapi di sisi lain pasti ada perpisahan. Itu pasti. Berpisah dengan sesuatu yang sudah melekat dan hampir menyatu dengan diri kita itu menyedihkan, seperti cincin jerami yang dibuat susah payah lalu hilang diterbangkan angin entah kemana. Tapi, yaa namanya juga hidup. Seperti inti dari buku Manusia Setengah Salmon yang gue jadikan topik skripsi bahwa esensi dari hidup adalah berpindah. Mau tidak mau, kita akan menemui waktu yang menuntut kita untuk berpindah, entah itu pindah hati, pindah hubungan, atau pindah tempat.

Di setiap tempat pasti ada ceritanya tersendiri dan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Cerita-cerita yang menyisakan jejak memori di ingatan kita. Memori-memori yang sayang banget kalo dilupain, hiks. Sama halnya ketika lo udah lulus kuliah, itu artinya lo juga akan meninggalkan tempat-tempat yang sudah melekat atau “biasa” dengan lo. Tempat biasa lo nongkrong dengan genk lo, tempat biasa lo ngerjain tugas bareng, tempat lo biasa “memaksimalkan” fasilitas kampus seperti wifi gratis, dll. Dan, saat ini hal itu sedang terjadi di diri gue.

Kira-kira sudah 3,5 tahun, nyaris 4 tahun gue sudah menuntut ilmu di Salatiga, tepatnya di kampus tercinta, Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Bahasa dan Sastra, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Gedung F adalah sebutan untuk gedung fakultas gue. Biasaya kita dengan santai hanya menyebut gedung ini dengan huruf “F”nya saja, seperti ini, “Ehh, kita tunggu di F, ya!”

Gedung yang memiliki 5 tingkat ini tidak hanya dihuni satu fakultas saja sebenarnya, tapi 2: FBS dan Fakultas Hukum di lantai 4-nya. Gedung ini juga memiliki banyak ruang sebagai kelas-kelas untuk beberapa matakuliah FBS. Dari sekian banyak ruang di sana, ada satu ruang yang begitu memorable.


Ruang 512.


Sebuah ruang di sudut lantai 5 gedung F. Biasanya begitu keluar lift, gue berbelok ke kiri, menyusuri sebuah lorong yang tidak terlalu panjang, dan terhenti pada sebuah ruang di sebuah pojokan. Ruang 512.

Setiap gue ke lantai 5 dengan beraneka urusan, gue selalu sempatkan ke ruang itu, terkadang hanya untuk melongok ke dalamnya apakah sedang ada orang di sana atau engga, terkadang untuk menyapa teman-teman yang lagi kumpul di sana, terkadang juga untuk menghadiri rapat majalah fakultas gue.



Ya, ruang 512 adalah ruang resmi Access Magazine, majalahnya FBS, dimana gue menjadi salah satu anggotanya :D. Jadi, ruang ini biasa kita pake untuk rapat atau sekedar ngobrolin ide tulisan. Meskipun ini ruang Access, tapi ruang ini gak tertutup untuk mahasiswa/i lain yang juga ingin nongkrong di sana asal ada paling tidak satu member Access di dalamnya, hehehe.

Ruang ini juga biasa gue sebut ruang bunglon karena multifungsi. Selain sebagai beskem untuk ngurusin tetek bengek majalah Access, pada faktanya ruang ini memiliki banyak fungsi lain, kayak gini:


Ruang nyuwung
Kalo di kampus pas lagi gak ada kerjaan dan bingung mau mencari tempat bernaung dimana, maka gue akan ke ruang ini. Untuk yang belom tau “nyuwung” atau “suwung”, kata itu artinya sama dengan “engga ada kerjaan” atau “bosen” atau “bingung mau ngapain” yaa sejenis begitulah. So, kalo pas lagi suwung, gue nongkrong aja di Access, ngobrol-ngobrol di sana atau tidur-tiduran di atas alas tipis dari banner tak terpakai.

Warnet dadakan
Ruang ini juga sering banget kita (penghuni ruang Access) sulap jadi “warnet dadakan”. Jadi, paling enak nyuwung di sana sambil bawa laptop atau notebook atau ipad, karena sinyal wifi di lantai 5 itu kencengnya jos gandos kotos kotos, broh. Jadi, cucok banget kalo mau OL atau download-an di sana. Saking kencengnya wifi di lantai 5, pernah suatu waktu semua penghuni di ruang ini menghadap laptop masing-masing dengan aktivitas masing-masing. Persis banget “warnet dadakan” dan kita berebutan sinyal wifi kalo bentuknya udah kayak begitu. Haha.

Tempat garap tugas
Ruang ini juga cocok buat garap (bikin) tugas, baik itu tugas individu atau tugas kelompok. Ya, karena sinyal wifinya cepet itu tadi, jadi kalo mau cari materi tugas di internet akan sangat terbantu.

Tempat sholat
Ya, kita sangat menjunjung tinggi kenyamanan penghuni Access, termasuk kenyamanan dalam beribadah. Jadi kalo udah jamnya sholat, temen-temen yang Muslim juga bisa sholat di sini, udah ada sejadah tersedia di ruang ini. :D

Tempat karokean
Kadang juga ruang ini jadi tempat karokean instant berbekal winamp atau youtube, kita yang lagi stress atau suwung, bisa memadukan suara bersama, nyanyi bareng-bareng kayak orang “bener”. Haha. Tapi, pastinya karokean instant ini dilakuin saat sore hari sekitar jam 4 ke bawah, pas jam kantor selesai, jadi dosen-dosen udah pulang biar ga terganggu dengan suara rocker kita. Hahaha.


Hold on! ada lagi fungsi lain loh. Terakhir gue dapati kalo ruangan ini ternyata cucok disulap menjadi studio foto dadakan, seperti yang dilakukan sekawanan mahasiswa/i tingkat akhir yang ingin berfoto pasfoto lebih hemat dari foto di studio foto beneran untuk persyaratan yudisium, kayak di foto di bawah ini. Background birunya itu diambil dari sejenis mading berlapis kain flanel biru tua yang dijungkir balikin jadi kayak yang di poto itu loh. Kreatif kan? Ya, kreatif sama maksa emang slightly different sih alias beda-beda tipis lah. :P



Selain 6 fungsi di atas, yang bikin kangen dari ruangan ini adalah aura-nya yang berubah-ubah. Biasanya menjelang akhir semester, para penghuni Access atau yang biasa nongkrong di Access akan kebanjiran tugas dan kita biasa ngeggarap tugas di ruangan ini. Nah, saat lagi stress-stress-nya dengan tugas itu lah entah kenapa aura ruangan ini jadi “sorrow” gitu, mencekam, karena orang-orang di dalemnya lagi pada stress, kadang juga berkeluh kesah, dan ngumpat-ngumpat. Apalagi pas angkatan 2009 lagi sibuk nyekripsi di ruangan ini, angkatan lebih muda dari 2009ers jarang banget nongkrong di sana. Auranya gak enak soalnya. Hahaha. :P

Beda lagi, ketika langit terlihat semakin cerah, udara terasa semakin segar, karena penghuni Access yang mayoritas angkatan 2009 sudah menerima kabar kelulusan masing-masing, aura ruangan ini mendadak jadi ceria, auranya jadi positif. Entah ini perasaan gue aja atau orang lain juga merasakan aura di ruangan ini berubah-ubah sesuai dengan kondisi batin dan jiwa penguninya.

Dari semua deskripsi tentang ruang 512 atau ruang Access ini, this room gets the most memorable room award from me. Hahaha. Ruangan ini akan menjadi salah satu jejak memori di ingatan gue selama berkuliah di FBS. Ruangannya, aktivitas yang biasa dilakukan di dalamnya, orang-orang yang biasa nongkrong di sana, bahkan moment ketika kita pernah ditegur dosen dari ruang sebelah saking kita berisik di dalam ruangan ini pun, semua terbungkus rapi dalam satu plastik memori di ruang 512.

I will be missing room 512! :’)
Semoga ruangan ini gak digusur dan tetap jadi beskem Access dari tahun ke tahun. Amin. :’)

Comments

  1. Kalo jaman kuliah sih nongkrongku di UKM Musik. Yes, kangen :'0

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahhh pasti anak musik (yaiyalah) haha. huhuhu ia ngangenin emang tmpat2 yg biasa jd tempat nongkrong. hiks.

      Delete
  2. aduuuuh, aku kangen bingiitttt sama ruang, waktu waktu yg tertuang bersama di serpihan masa dan juga kecapan rasanyaaa...accesssssss

    ReplyDelete

Post a Comment

monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga