Bar Bar Bersabar....

Ya ampun, hari ini itu judulnya bersabar. Bersabar untuk hanya mengisi perut dengan biskuit gandum karena males gerak buat cari makan siang. Bersabar nungguin barengan buat bikin properti di rumah seorang kawan yang jauh. Bersabar nungguin hasil test remidi. Otomatis bersabar untuk beli tiket bis malem. Bersabar untuk pulang ke rumah. Bersabar untuk creambath. Bersabar untuk menghias pohon Natal. Bersabar untuk beli sepatu hak tinggi. Bersabar untuk latihan pake eyeliner. Bersabar untuk ketemuan dengan kawan lama. Bersabar untuk menunggu tanggal 25. Bersabar untuk gerakan perdana tanggal 25 tentang dia yang namanya sering diselipkan di tiap lipatan tangan. Bersabar untuk Natalan bersama keluarga. Bersabar untuk itu, itu, itu, dan itu.........

Pantes, ada yang bilang sabar itu bukan barang mahal atau mewah, jadi harus diobral. Kalau gue boleh bilang sih sabar itu satu-satunya hal di dunia ini yang engga ada definisinya. Saking sabar itu dibutuhkan di banyak hal dan kondisi, definisi kata itu sampe abu-abu. Ngeblur. Katanya ada yang bilang, sabar itu ada batasnya. Mana? Mana? Batasnya gak keliatan ketutupan kabut saking hujannya dateng terus-terusan. Sabar itu batasnya sampai apa yang disabarkan itu tiba, sehingga tidak perlu lagi bersabar. Seperti, bersabar menunggu angkot dateng di halte, lalu angkotnya dateng, maka itu lah batas kesabaran (menunggu angkot).

Udah lah, gue ini kenapa? ngomongin sabar yang ada malah membuat gue semakin tidak sabar. Mari sudahi ocehan tentang sabar ini dan mulai bersabar lagi sampai angkot yang ditunggu dateng.