kalau sudah terang, tapi temaram, remang-remang, terang-redup, bagaimana?
kalau sudah baik di sisi satu, lalu rusak di sisi sebelah, bagaimana?
kalau
sudah memakai kata-kata setinggi gunung, seindah samudera, tapi cacat
cela dalam tindakan yang tak terlihat mata-mata, bagaimana?
kalau sudah tercebur, tenggelam, dan timbul tenggelam, bagaimana?
kalau sudah mati yang lain, tapi masih hidup yang satu, bagaimana?
kalau sudah meminta maaf berjuta kali, tapi di bawah sadar melakukan lagi, bagaimana?
kalau sudah begini, bagaimana?
seperti seorang anak kecil yang bersandar di tiang lampu jalan dengan isak tangis ketika dia menyadari ayahnya hilang
seperti seorang ibu yang mengerutkan kening dan kehabisan air mata ketika melihat anaknya yang semakin hari semakin kurus
seperti seorang ayah yang berdiri di hadapan bosnya dengan lutut lemas saat ia dengar kabar PHK
seperti seorang gadis mungil menggigil di balik selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya di sudut kamar ketika isak tangis tanpa pemilik terdengar dari luar kamar mungilnya
seperti itu... semua...
aku tahu Kamu itu baik
aku tahu Kamu penuh kasih
aku tahu hal-hal di atas itu berkat terselubung
aku tahu selalu ada hal baik, baik, dan baik, aku tidak menemukan kata lain selain baik.
tahukah Kamu aku seperti anak kecil, ibu, ayah, dan gadis mungil?
tahukah Kamu aku selalu sulit, sangat, saat ada di persismpangan jalan?
tahukah
Kamu aku selalu ingin segera bersamaMu biar tak perlu berjibaku dengan
macam-macam tipuan yang macam-macam, lalu takut-takut aku malah semakin
menjauh jauh jauuuuh dariMu?
tahukah Kamu aku takut Kamu lupa
namaku, bahkan seperti mengingat orang yang tak pernah Kamu
ingat?tahukah Kamu aku takut kamu tak mengenalku lagi?
kalau sudah begini, bagaimana?
kenapa seperti almari tua yang tak pernah dipindahkan orang tua?
kenapa seperti ilalang yang tidak tertiup angin tidak berbisik?
kenapa membiarkanku merasa bersalah atau memang takutku sudah jadi begitu adanya?
kenapa hanya hening?
dibalik senja yang diam itu, Kamu mengerjakan sesuatu hal baik?
tapi
aku sulit menempatkan diri di persimpangan jalan
aku ingin lihat bukti, bukti nyata yang menguatkan, tolong jangan diam seolah-olah memang Kamu tidak mendengar atau melihat sesuatu yang salah saat sesuatu jelas-jelas salah.
aku ingin lihat bukti, bukti nyata yang menguatkan, tolong jangan diam seolah-olah memang Kamu tidak mendengar atau melihat sesuatu yang salah saat sesuatu jelas-jelas salah.
kalau memang sudah salah, aku pasrah pukul saja
sampai sakit sesakit-sakitnya, hingga aku tau ada yang peduli, lalu
kumohon berikan obar merahnya, balut lukaku, beri tahu aku jalan menuju
rumah sakit, aku ingin berobat, aku ingin sehat, sehat sesehat-sehatnya
Kamu melihatnya...
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).