Rasanya Seperti Naik Jet Coaster

Gue yakin kebanyakan dari kalian kalau naik jet coaster pasti teriak, kecuali Mr. Bean yang mukanya flat kayak papan jalar Ujian Nasional. Apalagi pas kita sedang berada di puncak atau di rel yang paling tinggi, siap-siap meluncur, dan meluncur, wah pasti rasanya seperti tubuh kita melayang jatuh tanpa alat pengaman apapun dan teriak sekencang-kencangnya. Ya, rel jet coaster berlika-liku dan naik turun dimana yang melewatinya merasakan sensasi yang berbeda saat berada di atas dan di bawah. Sama halnya kayak jualan. Nah loh, kok bisa dari jet coaster sampe ke jualan? Hahaha jadi inilah feeling yang ingin gue share di sini, feel saat berjualan rasanya seperti naik jet coaster.


Sebenarnya gue gak begitu doyan jualan, pengalaman jualan gue juga cuma dari usda (usaha dana) kegiatan-kegiatan pelayanan dan kampus. Itu juga cuma ngedarin sms paket makanan dan maksa-maksa temen-temen buat beli. Tapi, ada satu nih pengalaman jualan yang paling nekat gue lakuin. Ini bukan usaha dana kegiatan, bisa dibilang ini usaha dana pribadi, tapi kalau untungnya gede bisa aja sih jadi usaha dana kegiatan *piye toh rayi? -.-"*. Nah, intinya gue nekat jualan kemeja di facebook, hahaha, ya semacam online shop abal-abal gitu deh. Sebenarnya awalnya gue cuma gak tahan aja ngeliat kemeja berjejer lucu-lucu dengan harga miring di salah satu toko, pengen beli semuanya kan gak mungkin, nah terpikirlah untuk menjualnya aja secara sedang liburan dan gak ada income (tapi outcome mulu ><). Gue fotoin deh tuh kemeja-kemeja lucu. Satu hal yang gue sadarin dari memulai
berjualan adalah excitement. Jadi, saat kebutuhan dikuadratkan dengan pengeluaran dikali keterdesakan ditambah peluang menghasilkan excitement, passion, atau ke-tergebu-gebuan lah (nah loh mumet mumet deh :p). Ini seperti kita berada di antrian depan mau naik jet coaster, sangat excited untuk segera menjajal jet coaster.

Dengan excited dan semangat berkobar-kobar, gue pun mulai mengedit foto agar kelihatan menarik dan segara meng-uploadnya ke facebook dengan harapan dan bayangan akan ada banyak yang melihat lalu membeli. Gue pun dengan getol mempromosikan album koleksi kemeja ini ke temen-temen FB gue. Ini seperti memasang seat-belt di kursi jet coaster dan berdoa. Butuh persiapan dan keyakinan semua akan berjalan aman dan lancar. Sayangnya, awalnya mungkin gue udah salah, gue engga memulai berjualan ini dengan doa, hanya sesekali dalam hati bilang "Ya Tuhan, semoga berhasil." Gue engga bener-bener minta restu dan ijin dari Yang Di Atas kalau gue mau jualan ini Dia ijinin atau gak. Padahal kan segala sesuatu terjadi engga di luar kehendakNya. Nah kalo, Dia engga pengen gue jualan, mana bisa gue sukses di jualan ini. Well, maaf ya, Tuhan, anakMu ini emang suka lupaan! hahahaa.

Lalu, proses promosi dagangan gue ini sudah berlangsung beberapa jam dan ada respon dari mereka yang gue tawari. Tebak respon mereka? Memesan? Menolak? Boro-boro mesen atau bahkan nolak, gue malah diejek, sodara-soadara. Memang sih gue akuin ini nekat dan gak gue banget lah istilahnya. Jadilah gue dapet cercaan dan ketawaan dari mereka. Malu sih, tapi tetap move on *apasih :p*. Too young to give up, man! Terlalu awal untuk menyerah. Dengan cuek gue terus promosi. Hari pertama masih sepi dan harapan hampir padam. Hari-hari berikutnya engga jauh berbeda, gue mulai males nawarin dagangan gue lagi. Rasanya udah sia-sia, cuma nyape-nyapein and malu-maluin diri. Image sudah dipertaruhkan, hasil pun nol. Miris ya? :(. Ini sama saja seperti lo masih melintasi rel-rel "cemen" yang engga begitu menantang adrenalin, rel-rel awal yang masih flat.

However, bagaikan mengantuk di siang bolong terus makan permen Super Zuper langsung melek, itupun yang gue rasakan saat ada seorang temen yang mau beli satu kemeja. Rasanya satu orang pembeli itu sangat penting untuk menstimulus kembali semangat dan harapan. Ini seperti meluncur dari rel paling tinggi dan teriak kenceeeeeeng banget. Eniwei, klimaksnya adalah saat ada yang hanya memberi "angin segar". Jadi, ada juga konsumen yang kelihatannya akan membeli, tapi berakhir tidak membeli. Ini persis seperti lo perlahan naik ke rel yang tinggi, terus meluncur ke bawah gitu aja. Perlahan ada harapan dan rasa senang, tapi pada akhirnya jatuh juga, retak semua harapan gue *hiiiiiiiksss klimaks banget mirisnya :(*.


Tapi, lewat pengalaman berjualan ini gue juga belajar untuk menghargai mbak-mbak atau mas-mas yang berusaha online shop di FB, yang terkadang gue sering sebel karena promosian barang mereka sering muncul di news feed terus-terusan dan cuma menuh-menuhin news feed FB gue aja, padahal di balik itu semua ada harapan mereka yang besar, bahkan mungkin ada kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi. Ya, apapun itu setiap orang berhak untuk melakukan usaha apapun, kita yang engga tau apa-apa di balik usaha mereka, ada baiknya menghargai saja lah, sukur-sukur bisa bantu beli. :)

Well, tujuan gue nulis ini bukan agar kalian berbelas kasihan membeli jualan gue (kalo misal ada yang tergerak hatinya ya gapapa juga ding hahaha :p), tapi lebih karena gue ingin men-share aja pengalaman riil mencari uang, ya nyari duit itu susah, kerja itu sulit, setiap pekerjaan punya kesulitannya masing-masing, bahkan untuk sekedar mendapat uang beberapa peser saja, terkadang kita perlu mengorbankan rasa malu asal jangan harga diri. Jadi, hargailah setiap pekerjaan, apapun itu. :)

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga