Minggu, 24 Juni 2012. Salatiga.
Pagi-pagi benar hape gue
berdering nyaring, menyentak gue dari tidur pulas. Gue raba-raba kasur, mencari
keberadaan hape yang terus berdering berisik itu. Happy Bday to Me! begitu tertera tulisan di layar hape. Ternyata
hape ini benda pertama yang ngucapin selamat ultah buat gue (padahal itu
reminder yang gue setting sendiri ==”). So sweet ya!^^
Minggu subuh itu, setelah
mematikan dering hape yang ngucapin ultah, gue langsung menyambar handuk di
jemuran di luar kamar. Dinginnya udara Salatiga di kala subuh itu nusuk-nusuk
kulit, ditambah gelap dan senyap di luar kamar bikin bulu roma merinding dingding
pak dingding *eeehh*. Ya, gue berniat ikut ibadah Minggu jam 5 pagi. Entah
kenapa. Jadi subuh-subuh gue sudah rame sendiri dengan gebyuran air, mandi.
Pukul 04.30 gue sudah siap dengan
kemeja biru berbunga-bunga. Berharap hari ini sama berbunganya. Begitu temen
gue yang mau gereja bareng sudah meng-sms, gue pun keluar dari kamar, melewati
parkiran motor yang gelap dan senyap. Kepala gue terus tertuju ke depan, ke
arah gerbang, gak berani ngelirik sedikit pun ke parkiran. Takutnya kalau
ngelirik ada sekumpulan makhluk dari dunia lain yang ngucapin selamat ulang
tahun dan gue sukses pingsan.
“Selamat ulang tahun,
Rayiiiiiii!” sapa temen gue ini yang gue panggil Kak Landa dengan wajah yang
senada dengan nada suaranya, ceria.
“Makasihhhh, Kak!” balas gue
senyam-senyum, menggigil, dingiiinnnnya pagi ini.
“Pasti semalem gak bisa tidur ya
banyak yang sms?” tanyanya semangat.
“Kakak orang pertama loh yang
ngucapin,” jawab gue seadanya.
Dia kaget. “Ah masa sih?”
Bagi gue di era post modern ini
dimana kebanyakan orang mungkin lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya
membuat gue gak heran kalo kuota ucapan selamat ulang tahun via sms menurun.
Walaupun emang sih agak sedikit kecewa dengan temen-temen yang biasanya rajin
ngucapin ultah lewat sms pindah ngucapin lewat Facebook dan Twitter. Sebenernya
ngucapin langsung lewat sms itu lebih spesial ketimbang lewat dunia maya karena
gue buka FB and Twitter cuma kalo pas dapet bonus internetan jadi ga bisa
langsung tau dan balas ucapan kalian, hehehehe. Tapi, gapapa lah daripada ga
ngucapin sama sekali kan. Semua usaha itu patut dihargai! Hehehe. Jadi, intinya
ucapan ultah dari kalian lewat apapun itu made
me happy karena itu artinya kalian ingat dengan ultah gue, walaupun mungkin
kalian ingat juga berkat pengingat ultah di Facebook kaaaaan?? :p (gue juga
sering gitu, haha). Sesimpel itu lah membuat gue seneng, haha.
Sayangnya gue gak begitu ingat
kotbah pendeta minggu pagi itu. Ya, sudah lah, sudah jadi resiko orang pelupa
kayak gue, hehe, padahal gue ingin mengaitkannya dengan ulang tahun kali ini.
Anyway, selesai pulang dari gereja, gue duduk anteng, saat teduh. Dari tadi
bangun pagi, gue belom bener-bener ngobrol sama Tuhan tentang ulang tahun gue.
Gue pun takjub begitu membaca ayat dan renungan harian pagi itu, gue mendapati
hal ini, berbuat baiklah kepada mereka
yang sudah berbuat baik padamu. Intinya seperti itu deh. Wah, sate (saat
teduh) pagi ini bener-bener ngejawab doa gue yang galau mau nraktir temen-temen
atau gak di kondisi yang sedang banyak pengeluaran. Cengar-cengirlah gue ketika
mandapat sate seperti itu dan langsung angguk-angguk kepala. Setelah sate,
lanjut mengevaluasi usia 19 tahun lalu dan me-list target serta harapan untuk
usia 20 tahun ini. Lalu, ada lagi deh hal lucu yang Tuhan tunjukin di ultah gue
ini. Nanti ya, baca terus aja, hahaha.
Ehhh… gak berapa lama sms-sms
ucapan ultah dari keluarga dan beberapa teman berdatangan. Gue pun asik bales
satu-satu.
12.00 WIB. Salatiga. Mataharinya gonjreng.
Pukul 12 siang ini gue dengan
teman-teman sepelayanan ada kegiatan main futsal bareng untuk cewek dan cowok.
Serasa hape lowbat, semangat gue juga, karena panas banget siang itu. Jadi, gue
pun memutuskan untuk futsalan pake sendal, malas pake sepatu, lagi juga feeling
gue gak enak. Gue males kalo sampe harus nyuci sepatu yang kena cipratan
ramuan-ramuan gak jelas khas orang ulang tahun.
Reaaaaaady! Singkat cerita, cewek-cewek
pun turun ke lapangan futsal dengan cerianya. Dua orang kiper dan 1 orang wasit
dari kaum cowok karena kami kekurangan cewek. Gue pun ready main futsal dengan
kaki telanjang. Bola ditendang. Permainan dimulai. Rempong? Ya. Begitulah kalo
cewek-cewek tanpa pengetahuan bola sedikit pun main futsal. Belom ngegolin,
udah ketawa-tawa. Wasitnya pun kelihatan kewalahan ngurusin permainan bola kami
yang “ceria” ini. Ahahahaha benar-benar melatih kesabaran mereka, para pria.
“Yeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!
Goooooooooooaaaaaaaaaallllll!!!” teriak gue disambut jeritan yang lain. Gue
berhasil mencetak gol pertama dengan tendangan nyekermen. Tapi, sesudah itu jempol kaki gue perih, calon-calon kapalan.
Gue anjurkan jangan coba-coba
main futsal tanpa alas kaki, pake lah sepatu, sepatu basket juga gapapa lah,
kalo ga mau telapak kaki lo jadi membentuk pulau-pulau kapalan yang tak indah
dipandang.
45 menit sudah berlalu dengan
keceriaan dan susulan gol-gol berikutnya oleh teman-teman cewek lain di
permainan futsal tanpa “bola out” ini. Skor terakhir adalah 3:2.
Keringat bercucuran, betis serasa
kondean, dan telapak kaki gue perih. Meskipun begitu, gue rasa perlu sering-sering
main futsal, seminggu sekali mungkin karena ini olahraga asik banget, sehat
pula, cocoklah buat orang-orang yang kaya akan lemak seperti saya *eehh -,-*.
Jl. Cemara 2 No.44, Beskem Hijau, Perkantas Salatiga.
Kelaparan.
Selesai olahraga emang paling
enak itu makan untuk menggantikan energi yang sudah terkuras saat futsalan tadi.
Gue dan teman-teman kumpul di HT (Home Training) Perkantas atau sebut saja
beskem hijau karena dinding barunya yang sudah berlapis hijau. Gak berapa lama,
gerobak somay dan abangnya lewat di depan beskem kita. Berkat dorongan lapar
yang sangat kuat, kita mengisi perut dengan somay. Di sini nih lucu dan uniknya
karya Tuhan. Gue langsung keinget sate tadi pagi dan mentraktir mereka dengan
somay sesuai dengan kondisi gue yang tadi gue cerita di atas itu loh hihihihi.
Semua kenyang, semua senang. Thanks, GOD untuk kiriman gerobak somay dan abang
tukang somay yang jujur ini.
Tradisi di komunitas ini ketika
ada yang ultah adalah ngumpul dan sharing. Nah, setelah mengisi perut dengan
somay, kita ngumpul, duduk bareng di teras beskem dengan tiker sebagai alas
duduk. Lalu, ada MC dadakan yang tidak lain tidak bukan adalah PKTB (kakak
rohani) gue sendiri, Kak Debby, yang memulai acara sharing ini. Pertama, dimulai dengan lagu selamat ulang
tahun, diiringi dengan munculnya kue tart mini yang imut-imut dengan lilin
menyala di depan gue, lalu hening dan gue pun berdoa sebentar (make a wish)
sebelum meniup lilinnya. Kemudian, masuk ke sesi sharing dimana beberapa teman
akan menyampaikan kesan (positif dan negative) dan pesan atau harapan untuk
gue. Mendengar bervariasinya kesan dan pesan dari mereka, gue jadi tersipu sendiri
karena gue merasa (benar-benar) diterima dan diperhatikan di komunitas ini. Dan
semua orang rindu akan penerimaan dan perhatian, bukan? Kalau gak, tinggal di
hutan saja, hohohoho. Sharing dari mereka pun membantu gue mengevaluasi diri
untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya, amiiiiiinnnn. Terimakasih,
teman-teman! ^^
Oh ya, sebelumnya ada yang sangat amat menggelitik perut gue, perut temen-temen lain juga. Seumur-umur gue ulang tahun dan dikasih kue ulang tahun, belom pernah ada kue ulang tahun di hidup gue yang wujudnya se... emmm... seunyu.. emm... seabsurd ini hehehehe -.-" Ya, gue sih positive thinking aja ini kue berbentuk tanduk Pegasus, kuda terbang itu loh, hehehe. Jadi, jangan mikir bentuk yang lain ya, bisa-bisa selera makan rusak! :p
Tambah terharunya lagi adalah
ketika ada sekelompok pria yang memberikan persembahan pujian. Serasa ibadah di
gereja, setelah kotbah ada persembahan pujian, hihihihi. Lalu, lirik demi lirik
“Tuhan Pasti Sanggup…. tanganNya tak kan
terlambat tuk mengangkatmu… Tuhan pasti sanggup… percayalah Dia tak kan
tinggalkanmu…” mengalun merdu dari pita suara mereka diiringi dengan
genjrengan gitar apik. Teman-teman yang lain pun ikut bernyanyi. Bahhhhhh! Gue
terharu!
Kenapa mereka memilih lagu itu? Kenapa lagu itu pas banget buat gue yang sedang
bergumul dengan penyelesaian beberapa hal di hidup gue dan tanggung jawab yang
sedang gue pegang. Lagu yang indah dan menguatkan, kawan. Terima kasih lagi ^^
Terakhir, ditutup dengan seorang
teman yang mendoakan pokok-pokok doa dari gue dan teman-teman yang lain mendukung dalam doa juga. Terima kasih ^^
Foto Bersama. Jalanan aspal depan Beskem. Feeling gak enak.
Semua rangkaian tradisi ulang
tahun sudah terlaksana dengan apik. Tapi, sebenarnya masih ada satu tradisi
lagi dan ini yang paling gak enak. Acara selesai, hati gue makin gak tenang dan
gak enak.
“Rayiiii, foto duluuuuu
siniiiii!” teriak salah seorang teman, bersemangat. Biasanya gue juga paling
bersemangat kalo soal foto-foto, tapi kali ini gak deh, rasanya anti kamera.
Gue balas dengan cengar-cengir,
“Foto di sini aja deh.” Gue gak mau beranjak dari teras.
“Sini ajaaa, foto di sini,
rame-rame!”
Ya, Tuhan! Berat banget hati gue
ngangkat badan dari teras dan mengikuti kemauan mereka untuk berfoto bersama di
jalanan aspal depan beskem.
‘Aduuuuuh, feeling gue gak enak
nih. Ckckckc. Pasrah aja udah deh,’ batin gue sambil melangkah, mengambil
posisi diantara teman-teman lain.
Dua orang mengambil foto dari
depan, gue pun berusaha sebisanya untuk tersenyum dengan perasaan was-was siaga
4 gunung Merapi akan meletus.
“Selamaaaaaaaaaaat ulang
tahuuuunnnn ya, Rayiiiiiiiiiiiiiii!!!!” sebuah jeritan bersamaan dengan
“Byuuuuurrrrrrr!!!!” sebuah guyuran tepat di atas kepala gue.
Dengan langkah seribu gue pun
ngibrit, mereka juga ngibrit sambil menyiram gue dengan sisa ramuan di ember.
Sumpah, detik itu juga gue mau muntah. Hooooooooooeeeeekkzzzz!!! Ini
apaaa???!!! Hoooeeekkkzzz!!!
“Waaaaaaaaa, jahaaaaaaaaat!!!!
Hoeeeksss!!!” teriak gue sambil mangap-mangap mau muntah. “Tanggung
jawaaaaaaaaabbb!!!!”
Usut punya usut larutan-larutan
yang menyerang gue tadi adalah racikan susu, 4 telor busuk dan kopi, dan
parahnya lagi adalah air cucian piring somay. Pantes abang somaynya tadi
mesam-mesem. Kurang ajyaaaaaarrrr! >< Padahal gue udah mencoba selalu
waspada melihat gerak-gerik tersangka-tersangka pengguyuran, tapi tetap aja
tak-tik mereka gak ketahuan. Nasib. Alhasil, gue pun menghabiskan sabun teman
dan berkali-kali keramas karena baunya itu nempel banget dan muntah-able alias
bikin muntah, sodara-sodara! Tapi berhubung ini setahun sekali jadi gak papa
deh, pokoknya tunggu tanggal main kalian masing-masing ya, hahahahahaha *ngakak
antagonis*
Kado, Kado, dan Kado.
Senengnya gue saat ultah kali ini bukan hanya mendapat doa dari orang-orang terkasih, tapi juga mendapat beberapa kado dari mereka, hahahaha. Kado ini bukan tujuan utama gue ya, tapi ini istilahnya bonus deh di hari ultah gue, hahaha *ngeles :p*. Eniwei, apapun isi kadonya itu gak menjadi masalah, yang jelas gue senang karena itu salah satu bentuk kasih sayang mereka *ihiiiirrrr*. Yang di bawah ini dari KTB (Kelompok Tumbuh Bersama, *bagi yang belum tau kepanjangannya :D*) gue.
Tambah senengnya lagi (karena habis ultah jadi harus seneng-seneng terus :p), gue juga dapet kesempatan bahagia nih merayakan ultah kecil-kecilan bareng adik-adik KTB gue yang imut-imuuuuut :3. Mereka juga kasih special gifts buat gue. Thanks ya, adik-adikku! :* Tapi, sayang Retha, salah satu adik KTB gue gak bisa hadir karena ada sesuatuh. Well, that was okay! :D kapan-kapan foto berempat yang banyaaaak, hehehe :D
Selamat Ulang Tahun, Rayi! Kepala Dua. Lebih Baik.
Ulang tahun gue yang kali ini
sesuatu sekali. Gue mengucap syukur untuk semua yang udah terjadi di usia 19
tahun kemaren. Banyak hal yang udah terjadi, enak dan gak enak, semuanya
berakhir dengan ucapan syukur karena penyertaan Tuhan. Ya, gue selalu percaya
kalau Tuhan itu baik. Jadi, apapun yang terjadi sama gue, yang gak enak
sekalipun semua mendatangkan kebaikan. Memang perlu waktu untuk menyadari dan
merasakannya, tapi taruh terus aja prinsip itu di dalam kepala. Justru lewat
hal-hal gak enak tersebut gue bersyukur makin deket sama Tuhan; makin
bergantung sama Dia; makin sadar gue tuh gak ada apa-apanya, lemah, cupu,
nothing-lah; dan terbukti semua janji-janji Allah di dalam hidup gue lewat
perkara-perkara gak enak tersebut kalau Tuhan gue itu Tuhan yang memelihara
anak-anakNya. Satu hal yang paling jelas dan gue inget adalah ketika leptop gue
rusak di saat musim tugas-tugas akhir kuliah, gue bisa nyelesein tugas-tugas dengan
baik pake posnet dan ada seorang teman yang bersedia minjemin leptopnya
berhari-hari buat gue, itu bentuk-bentuk pemeliharaan Tuhan yang bener-bener
gue rasakan. Waaaaaa, thanks GOD! :D Di dalam kelemahan itu lah, kuasaMu nyata!
How Great Thou Art!^^
Lalu, usia 20 tahun ini seperti
kebanyakan harapan orang adalah menjadi pribadi yang lebih baik, gue pun juga
berharap demikian. Ada banyak target dan harapan gue di usia 20 tahun ini, dan
list-nya udah gue serahin sama Tuhan, biar Dia yang sortir, percaya aja rencana
Tuhan jauh lebih baik and Indah dibanding rencana manusia. Terima kasih, Tuhan.
Terima kasih, keluarga. Terima kasih, teman-teman semua yang suka dan gak suka
sama gue. Kehadiran kalian semua memberi warna dan menjadi cara Dia yang unik
untuk membentuk gue menjadi lebih indah seturut kehendakNya.
Buat semua pihak yang sudah menyemarakan ulang tahun gue kali ini dari keluarga, teman-teman, sampai tukang somay, terima kasihhhhhh yaaaaaaaaa! :D Love you all, kecuali tukang somay ding :p.
GOD bless you all! :)
GOD bless you all! :)
nice articel sista... I believe that He never leave u...
ReplyDeletekeep spirit and come to grown up together...^^
I proud of uu^^
hihihihi sipppoooo, Kak! :D
ReplyDeletethanks udah mampir blogq ya, Kak! :D sering2... hehhehe :D
let's grow 2gether!^^