HULAAAAA!!!
Setelah sekian lama blog dianggurin karena sikon yang mendukung (keabisan pulsa modem T.T), kini gue datang dengan postingan tentang makanan. Yay! Nyam! Nyam! Yap, berawal dari kemudikan gue dan keluarga ke Solo tanggal 23-27 kemaren (salah satu sikon kenapa gue menganggurkan blog juga :p), kita engga hanya mudik untuk merayakan Natal dengan keluarga besar di sana, tetapi juga untuk berkuliner ria. Sebenarnya yang paling napsu berkuliner ria sih gue doang, tapi nyatanya Enyak Babeh Adek Abang gue juga menyanggupi, jadi berkuliner must go on! Haha!
Setelah sekian lama blog dianggurin karena sikon yang mendukung (keabisan pulsa modem T.T), kini gue datang dengan postingan tentang makanan. Yay! Nyam! Nyam! Yap, berawal dari kemudikan gue dan keluarga ke Solo tanggal 23-27 kemaren (salah satu sikon kenapa gue menganggurkan blog juga :p), kita engga hanya mudik untuk merayakan Natal dengan keluarga besar di sana, tetapi juga untuk berkuliner ria. Sebenarnya yang paling napsu berkuliner ria sih gue doang, tapi nyatanya Enyak Babeh Adek Abang gue juga menyanggupi, jadi berkuliner must go on! Haha!
Sebelumnya, gue mau flashback dulu. Beberapa waktu yang
lalu, ketika gue sedang menjelma menjadi anak kos, salah satu temen kos gue ada
yang dapet oleh-oleh sekotak serabi dari bokapnya yang baru balik dari Solo.
Dan atas nama toleransi antar penghuni kos, dia pun berbaik hati untuk membagi
serabinya ke gue dan temen kos gue yang satu lagi. Hiks, sumfah, entah kenapa
gue merasa begitu disantuni dengan kehadiran serabi ini. Rasanya di sinilah
asal usul kebersamaan dan kekeluargaan sesama anak kos tercipta. Sambil melumat
baik-baik serabi tersebut, temen gue yang dibawain serabi sama bokapnya ini
cerita:
Erez: Enak kan? Ini serabi terkenal loh di Solo. Pernah
masuk tivi.
Gue: Iya? Wah iya, iya emang enak sih. Ntar kalo aku ke Solo
sama ortu beli juga ah.
Nah, berawal dari cita-cita gue tersebut, begitu kemaren gue
dan keluarga ada kesempatan mudik ke Solo, gue dengan semangat serabi berniat
untuk mewujud-nyatakan cita-cita itu. Yayy!! Hidup icip-icip!! ^^
Serabi NotosumaN. N-nya kepotong, maklum potograper amatiran :p |
Serabi Notosuman namanya. Ya, ini yang namanya serabi, rada-rada mirip atau memang jenis yang sama dengan kue ape atau kue yang lebih dikenal dengan sebutan maap-bukannya-mau-ngomong-jorok>< kue tete, jajanan jaman gue SD dulu dan sampe sekarang. Bagi yang lupa bentukan kue yang namanya vulgar tersebut, nih fotonya.
courtesy of Google |
Anyway,
Serabi Notosuman inilah serabi yang disebutkan teman gue terkenal di Solo karena
memang enak, sampai pernah masuk program kuliner di tivi. That’s meant serabi
ini termasuk kategori recommended food di Solo. Warung Serabi ini terletak di Jalan Muh Yamin No. 49, Solo. Kenapa gue
bilangnya “warung” serabi? Karena ehh karena memang tempat menjual serabi ini
terbilang sederhana banget loh jika disandingkan dengan pamornya yang sudah
terkenal seantero Solo dan daerah luar Solo. Bangunannya tidak terlalu besar
seperti restoran, malah menurut gue sempit dan panas karena pengunjungnya yang berjubel.
ciee nyokap gue nampang, kakakak :p |
Uniknya, pengunjung warung serabi ini tidak hanya bisa
memesan dan membawa pulang serabi, tapi juga menonton atraksi pembuatan serabi
secara langsung oleh tangan-tangan piawai beberapa pegawainya di warung
sebelah yang gue namai sendiri dapur terbuka, jadi ada dua warung bersebelahan. Hmh.. tapi sebenarnya di seberang
warung serabi yang gue kunjungi ini, ada toko serabi lagi yang berpagar hijau,
gue engga tau isinya gimana soalnya waktu itu tutup, tapi yang jelas jual
serabi Notosuman juga.
ini penampakan dapur terbukanya. btw, kenapa yang masak mas2 semua ya? --"a |
Well, sepenglihatan gue di menunya (kalo salah, maap2 ya), serabi
Notosuman ini tersedia dalam 2 rasa: serabi coklat dan serabi biasa (original). Ada juga serabi gulung yang biasanya buat oleh-oleh karena tahan lebih lama.
Yang pasti, gue suka kedua rasanya, tapi gue juga berandai-andai seandainya ada
rasa tutti fruti atau buah dan keju :D Menurut gue yang bikin ini serabi enak
adalah bagian tengahnya tuh tebal dan kenyal mirip bubur sum-sum gitu deh, dan
langsung berasa di lidah, manisnya pas, ada rasa kelapanya juga. Wah, ajibb
pokoknya! Coba sendiri deh mendingan! :D Oh iya, serabi ini lebih mantap kalau
dinikmati hangat-hangat dan juga engga tahan lebih dari sehari. Jadi, segeralah
menyantapnya begitu sudah di tangan! Haha! *serasa sales serabi abis gue*
serabi cokelat^^ |
serabi original^^ btw, kelak merek gadget Serabi |
Anyway, proses pemesanan serabinya pun terbilang masih
manual tapi bener-bener nunjukin kalo engga mudah hanya dengan modal tunjuk untuk mendapatkan serabi
Notosuman ini. Jadi, pertama kita harus antri depan kasir untuk menyebutkan
pesanan kita dan si kasir mencatat. Lalu, kalau sedang tidak beruntung kita
berada diurutan pemesan yang kesekian puluh, kita perlu mengantri sekitar 1
sampai 3 jam (itu berdasarkan beberapa orang yang ditanya nyokap waktu itu).
Begitu serabi pesanan kita jadi, nama kita akan dipanggil (berasa lagi berobat
emang ==”), dan bayar serabinya di kasir yang sama waktu kita pesen serabi,
lalu tersenyum lebarlah ketika seplastik serabi sudah di tangan Anda. Tidak
mudah kan? Apalagi kebanyakan pengunjung tidak memesan sekotak saja, tapi
berkotak-kotak karena serabi ini juga cocok untuk oleh-oleh, jadi panjang-panjanginlah
kesabaran untuk mengantri.
liat deh nih bapak ngeborong serabi sampe 2 plastik, seplastik bisa isi sampe 3 kotak. wew! >< |
Nah, mengingat engga gampangnya proses mendapatkan serabi
ini, gue punya beberapa tips untuk mengurangi kadar kesusahan di dalam proses
ini. Cekidot.
1.
Agar kalian engga nunggu lama, perkirakan waktu.
Contohnya, kalau kalian ingin menyantap serabi ini pada jam makan siang,
datanglah sekitar jam 11 atau lebih awal lagi. Ini bertujuan untuk menjagai
antrian panjang atau begitu kalian datang pesen, bisa ditinggal dulu buat
ngelakuin hal lain sembari nunggu, lalu datanglah kembali pada jam makan siang
untuk menjemput pesanan kalian.
2.
Terkadang kenyataan meleset dari perkiraan, jadi
ujung-ujungnya kalian tetap harus nunggu lama. Nah, untuk pengunjung yang
rumahnya jauh atau malas bolak-balik, gue juga punya tips nih untuk mengisi
waktu menunggu. Nonton pembuatan serabi langsung. Yay! Kan sayang tuh udah
disediain dapur terbuka biar kalian bisa nonton pembuatan serabi langsung
secara cuma-cuma. Sambil nonton kalian juga bisa sambil belajar gimana proses
pembuatan serabi, siapa tau bisa dicoba bikin serabi sendiri di rumah! :D Bisa
juga tanya-tanya resep bikin serabi enak atau sejarahnya serabi Notosuman ke
mas-mas yang lagi bikin serabi di dapur itu.
nontonnya engga dipungut biaya sepeser pun kok *yaiyalah--"* |
3.
Saking terkenalnya ini serabi, engga cuma
visitor lokal yang berkunjung, tapi interlokal juga, maksud gue sering ada
turis luar negeri juga yang juga penasaran sama serabi ini. Nah,
visitor-visitor bule itu seperti pada umumnya akan penasaran gimana proses
pembuatan serabi, jadi pasti mereka akan bertengger di dapur terbuka, dan
kalian bisa practice English dengan sok-sokan jadi tour-guide yang menjelaskan
proses pembuatan serabi ke mereka, seperti yang bokap gue lakuin di poto ini
><”
bokap: you've to wait about 2 hours to get this serabi. turis Jepang: heeeeiikk??? *muka melongo* |
4. Berdoalah dan berharap dewi fortuna sedang
berpihak pada kalian karena engga selamanya kalian akan nunggu lama. Terkadang
pengunjung yang suka pulang dulu sembari nunggu balik laginya telat atau ya itu
tadi perkiraan jam jemput pesanan mereka meleset. Jadi, nama pemesan yang
disebut tapi engga ada respon akan dilompati sampai tiba ke nama kalian. Kayak
nyokap gue kemaren diperkirakan harus nunggu 2 jam, eh sekitar 45 menit udah
bisa diambil. Lucky her! :D
serabi sudah di tangan! bahahahhaha! #ketawaraksasa |
Well, icip-icip kuliner gue kali ini engga salah and you
guys are really recommended to try this kind of food! Salam dan selamat
icip-icip guys!^^
Now is your turn, fellas! :9 |
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).