Kepala mengantuk ke dinding: kenapa ini terus-menerus terjadi? dan bagianku hanya mengurai air mata penutupan.
Tak dengarkah kamu berulangkali sudah kuteriakan namamu sampai urat-urat nadiku menegang?
Mungkin memang kau begitu tuli dibutakan cinta cita yg sejak lama kauidam dan pengejaran untuk merengkuhnya didekapanmu selamanya.
Atau mungkin aku masih kurang keras meneriakimu.
Mungkin juga selama ini aku hanya berteriak tanpa berani mengeluarkan suara karena begitu takut kelak kau beranjak makin jauh.
Ibaratnya sedang ada dalam perlombaan lari, kau sedang berlari dan aku pun. Kau sedang mengejar target dan aku pun. Kau berpeluh mengejar targetmu, aku berpeluh mengejarmu, hingga ku tau sendiri tidak akan pernah ada garis finish karena kita saling mengejar, mengejar apa yg sedang mengejar, dan itu kubilang kebodohan.
Menyukai itu membodohi diri sampai kehilangan akal budi untuk membedakan yg mana yg bodoh yg mana yg wajar.
Facecook note, by Rayi W Karyadi on Saturday, July 30, 2011 at 11:16pm
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).