sinyal dengan Allah masih kuat

catatan syukur #3

sering kali aku menemui hari yang "datar": tidak pergi kemana-mana, otomatis tidak bertemu dengan banyak orang. hari yang seperti ini terkadang membuat gelisah bagi jiwa yang rindu untuk berbagi kasihNya kepada lebih banyak lagi orang, seperti yang sudah diamanatkanNya kepada mereka/kita yang percaya. pernah kudengar seseorang berkata, "setiap pagi dalam doa mintalah dipertemukan pada orang yang dapat ditolong/diberitakan tentang Allah dan kasihNya." Lalu, bagaimana jika kita tidak keluar rumah dan tidak bertemu dengan banyak orang, yang kusebut dengan "hari datar"? anggaplah kalau mungkin Ia ingin aku lebih banyak membagikan kasihNya kepada orang-orang di rumah sebelum ke lebih banyak orang di luar rumah. mungkin dengan sekedar membantu cuci piring.
Selain pemikiran di atas yang kusyukuri, aku juga bersyukur untuk Firman Tuhan di Alkitab. Mengapa? Karena ada satu jenis kecemasan yang baru saja Ia luluhkan. Biasanya api semangat berkobar-kobar ketika sedang berada di sebuah kamp. Kekeringan rohani disegarkan dengan Firman yang didengar dari para pembicara. Semangat melayani naik level ketika saling sharing tentang pelayanan dengan rekan-rekan seiman yang sedang berjuang juga dalam pelayanan di daerah masing-masing. Seorang teman berkata, "kamp itu surga." Aku tertawa ketika mendengar celetuknya, tapi sambil mengiyakan dalam hati. Aku mengakui kalau ketika kamp semangat rohaniku (sangat) digas oleh setiap kotbah dan semangat rekan-rekan sekerja di sekelilingku. Dan itu anugerah. Bersyukur sekali jika Tuhan banyak bicara ketika kita sedang mengikuti kamp. Lalu, kecemasan apa?

Seperti kebanyakan cerita bilang, biasanya pas kamp semangat, tetapi semangat itu perlahan mengendur ketika kamp selesai dan berhadapan dengan "kehidupan yang sebenarnya." Ibaratnya seperti seorang pengembara tunggal di kota asing. Bertemu dengan orang-orang yang berbeda-beda karakter, berbeda agama, berbeda pendapat. Bertemu dengan pengkotakkan, yang ini kotak sekuler, dan yang itu kotak rohani. Ditambah dengan tidak adanya rekan-rekan seiman yang bisa menguatkan, mungkin ada, tetapi jauh (tidak seperti di kamp, tengok kanan sudah bertemu dengan teman yang bertumbuh). Ya, kurang lebih seperti itulah kecemasannya, kecemasan seorang pengembara tunggal. Aku cemas iman dan semangatku melempem seiring dengan berjalannya hari setelah selesainya sebuah kamp.


Tapi, kecemasan itu sudah diluluhkan, paling tidak 4 hari setelah kamp hatiku masih terhubung denganNya, sinyalnya masih dan harus tetap kuat. Bagaimana meluluhkannya? kembali pada Sumber dari segala sumber. Sebuah kamp yang menguatkan bisa terselenggara karena sumbernya adalah Tuhan. Seorang pembicara bisa begitu berapi-api menyampaikan Firman karena sumbernya Tuhan. Rekan-rekan seiman bisa saling menguatkan karena sumber yang menguatkan mereka secara pribadi adalah Tuhan. Maka, jika aku memperoleh semangat dan dikuatkan dalam sebuah kamp, sumbernya bukan pada kamp, melainkan Sumber dari segala sumber, yaitu Tuhan sendiri. Jadi, jika kamp bisa berakhir, hidup dekat dengan Sumber tidak boleh berakhir.

Bersyukur Tuhan memakai sebuah kamp untuk menyegarkan rohaniku dan terlebih bersyukur ketika selesai kamp rohaniku tetap segar di dalamNya karena hubungan pribadi denganNya tetap terjaga, paling tidak untuk 4 hari setelah kamp ini, karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok, bisa saja imanku kendur. Jadi, bersyukur sampai detik ini, sinyalku dengan Allah masih kuat.

Pula, sering sekali aku berpikir, aku butuh teman diskusi yang bisa mendengar dan sama-sama memikirkan pergumulan pribadi dan yang bisa menguatkan. Hei, segala kebutuhanmu hanya bisa dipuaskan oleh Allah. Allah saja sudah lebih dari cukup. Jadi, aku bersyukur untuk diskusi tadi pagi, Tuhan. Bersyukur juga untuk Roh Kudus yang memberikan pengertian, juga kegelisahan akan hal-hal yang masih belum kumengerti. Mungkin, akan dibuatNya aku mengerti dalam diskusi selanjutnya. Amin.

August 22, 2013

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga