pikiranku penuh suara,
tetapi bibirku hanya mampu mengatup
seperti tidak bertenaga untuk berkata-kata atau kehabisan kata-kata?
aku ini seperti bintang yang ingin bersinar paling terang,
tetapi tidak tahu bahwa dirinya adalah bintang.
aku ini ingin meraih sesuatu,
tetapi melihat saja tidak bisa.
kemana hilangnya api pada lilin yang menyala?
kemana terbangnya angin yang meniupkannya?
aku ini seperti ingin bersuara tapi enggan mengeluarkan suara.
aku ini ingin didengar tapi enggan berkata-kata.
aku ini... wajarlah jika orang lain salah paham.
tunggu, mereka bukan salah paham,
mereka hanya tidak mengerti apa yang tertinggal di pangkal lidahku.
siapa yang bisa mengerti bahasa kalbu?
siapa yang jago menerjemahkan bahasa kebatinan?
aku ini... ada-ada saja.
ingin bersuara, tapi apa daya bibir tak sampai.
ingin didengar, tapi apa daya telinga tak sampai.
karena sebelum didengar, aku harus bersuara terlebih dahulu.
bagaimana mau didengar, bersuara saja tidak.
ingin bersuara, tetapi... ah, sudahlah.
bagus puisinya
ReplyDelete