Undefined Deg-Degan

Waktu mau nulis ini, jantung gue deg-degan, puji Tuhan itu tandanya gue masih hidup, hehehe. Tapi, sebenarnya lebih dari itu, ini deg-degan bukan sembarang deg-degan. Gue sendiri sebenarnya sulit mendefinisikan jenis deg-degan yang satu ini. Entah ini deg-degan karena kangen, suka, marah, atau kolaborasi dari kesemuanya. Ya, deg-degan yang kali ini mengandung dua unsur, negatif dan positif, sayangnya gue engga tau unsur mana yang dominan.

Deg-degan ini terasa ada seperti duri kecil yang mau keluar dari daging gue yang lunak tapi engga jadi, jadi rasanya cekit-cekit. Rasanya pun seperti ada uneg-uneg yang ingin sekali gue luapkan, tapi gue sendiri bingung ini tentang apa. Emm lebih tepatnya mungkin bukan bingung, mungkin gue memanipulasi sendiri rasa yang gue rasain. Pernah gak sih kalian merasa senang akan sesuatu, tetapi menganggap hal itu hal biasa yang biasa aja dan tidak membuat lo senang-senang amat sebetulnya, tapi padahal lo seneng banget sama sesuatu itu? Nah, contoh kasusnya seperti itu. Itu apa ya? Sepertinya (lagi-lagi) gue sedang berusaha menekan perasaan gue yang sesungguhnya, engga tahu kenapa, mungkin karena gue takut salah menilai perasaan
sendiri. Lo bingung? Gue juga :(.

Undefined deg-degan itu muncul ketika tidak ada sms masuk. Sms-sms lain tetap masuk, tapi sms dari satu manusia sampai saat ini tidak masuk-masuk. Mungkin karena memang dia tidak meng-sms makanya jelas smsnya tidak masuk ke hape gue. Sebelumnya smsnya selalu masuk, lalu mulai ada deg-degan jenis yang lain, seneng. Ketika smsnya tidak masuk, bahkan smsnya tidak masuk setelah gue meng-smsnya, muncul deg-degan jenis yang lain lagi, geram. Maaf, gue memang gak suka ketika sms berakhir saat gue yang sms. Hari berikutnya sms pun tidak masuk, engga hanya geram, tapi pikiran-pikiran negatif mulai bergelayutan di saraf-saraf kepala gue. Pikiran positif pun sudah turun tangan, 'lagi gak punya pulsa kali.' Tapi, dibantah dengan keras sama pikiran negatif, 'ga mungkin! jangan-jangan dia cuma mau main-main! masuk keluar pintu "rumah" lo sembarangan! atau lo terlalu mudah meresponi, jadi ngebosenin!'.

CTAAAARRR!!! Seperti ada geledek, petir, dan sebangsanya menghentak di kepala gue. Ya, pikiran negatif berhasil, gue emosi. Kalau memang benar manusia yang satu itu berani seperti itu ke gue, gue akan... akan.. diem aja! Gue akan menganggap beberapa hari ini tidak beda dengan hari-hari sebelum dan setelahnya, hari yang normal seperti biasa, hari yang datang atau tidaknya dia tidak menjadi masalah sama sekali, hari yang normal dan bahagia, karena memang prosesnya cepat dan nyaris tidak ada bedanya dengan hari-hari sebelumnya. Tapi, gue akan highlight nama itu, lalu masukkan ke list dimana berisi orang-orang yang harus gue waspadai, dan belajar untuk tidak jatuh ke lubang yang sama nantinya. Itu kalau pikiran negatif membuktikan kebenarannya. Gue masih berharap kalau dia (memang) tidak sekejam itu karena gue yakin dia sudah belajar hal yang sama seperti yang gue pelajari dalam komunitas itu, salah satunya tentang bagaimana itu kasih. Eniwei, terima kasih juga loh karena sekarang gue juga belajar untuk menggembok "pintu" gue berkali-kali lipat bahkan dengan kode-kode rahasia yang FBI pun tidak akan pernah tau, sehingga tidak ada orang yang bisa keluar masuk seenaknya.

Ngomong-ngomong, saat gue ingin mengakhiri tulisan ini, sms masuk. Undefined deg-degan terjadi lagi, kali ini lebih engga jelas gue menyebutnya apa, yang jelas gue akan lebih berhati-hati. Tapi, sebenernya satu hal yang sangat membuat penasaran adalah "Im not hating, Im just wonderin what actually your intention is."

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga