Suatu kali setelah mengadakan perjalanan luar kota, saya kembali ke rumah dan menemukan Dino, putra saya dengan kelakuannya yang sangat menganggu. Ia melakukan kenakalan yang dirancang untuk mengganggu kami semua, khususnya pada kakak laki-lakinya. Dino menusuk kakaknya dengan jarum, mencibir, dan mengajukan tuntutan-tuntutan yang tidak masuk akal. Tanggapan pertama saya adalah menyuruhnya masuk ke kamarnya, mungkin menidurkannya, mungkin menampar pantatnya. Tetapi kemudian saya berpikir, apakah yang diperlukannya? Hati saya mulai terusik, "Ia tidak melihat saya selama tiga hari, dan saya belum memberikan perhatian cukup padanya." Dan memang benar, Dino pun menanyakan, "Apa papa masih menyayangi aku setelah pergi sekian lama?" Tiba-tiba kelakuannya dapat dimengerti. Ia sangat membutuhkan saya. Saya membawanya ke kamar, memeluknya, dan tidak mengatakan apa pun. Dino yang biasanya aktif, diam tak bergerak di pelukan saya. Ia hanya duduk dan menyerap semua perhatian yang tak dapat dilihat itu. Perlahan setelah tangki emosionalnya penuh, ia kembali hidup. Setelah berbicara sebentar, ia melompat dan berlari pergi. Di ruang keluarga saya menemukan Dino sedang bermain bersama kakaknya dengan akur.
Ada berapa banyak anak yang kehilangan kasih sayang orang tua karena kesibukan atau hal lainnya sehingga mereka bertingkah laku aneh untuk bisa menarik perhatian para orang tua. Tanpa disadari hal itu sering menjadi celah yang dipakai iblis untuk merusak gambaran kasih Bapa di Sorga dengan berusaha merusak hubungan antara bapak dan anak. Tetapi orang tua yang bijak akan mengerti betul bahwa anak mereka berbeda dengan anak-anak dunia serta memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Ada saatnya anak memerlukan hukuman jasmani, koreksi secara verbal, namun di saat yang lain pula mereka hanya butuh sebuah pelukan dan kata-kata yang menghibur, sebuah sentuhan kasih hangat untuk mengerti keberadaan perasaan mereka.
Yesus pun pernah melakukan pendekatan dengan sentuhan kasih kepada anak-anak yang datang menghampiriNya. Dengan hati terbuka Yesus menerima kedatangan mereka dan dengan tangan kasihNya Ia menyentuh dan memeluk anak-anak tersebut. Sentuhan ajaib itu telah mengalirkan kasih Yesus di hati mereka. Jika Yesus telah melakukannya, masakan kita sebagai orangtua yang dipercayakan Tuhan untuk mendidik dan mengasihi anak-anak kita tidak meniru teladan Yesus. Untuk itu marilah kita sebagai orangtua memiliki kepekaan akan kebutuhan emosional anak. Sesekali lakukan pendekatan pada anak, berikan mereka sentuhan kasih sayang. Selain materi, doa, perlindungan, anak juga butuh kasih sayang. Mari alirkan kasih Tuhan melalui kehidupan kita sebagai orang tua sehingga perkembangan rohani dan jasmani anak bisa bertumbuh dengan baik.
Ayat untuk dibaca: Markus 9:36, 10:16
Artikel diambil dari Manna Sorgawi, Sabtu, 17-03-2013
Artikel ini memang ditujukan untuk para orang tua, tapi tidak ada salahnya anak-anak muda yang kelak mungkin juga akan menjadi calon orang tua, ataupun untuk kita yang memiliki adik atau saudara yang masih kecil, bisa banget baca artikel ini dan semoga menguatkan kita untuk lebih mengasihi anak-anak dengan tulus senakal apapun mereka, seperti Allah mengasihi kita, juga Dia mengasihi dan memeluk anak-anak :)
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).