HUT RI (di Kampung Saya) Sepi Pengunjung

17 Agustus tahun 45
Itulah hari kemerdekaan kita
hari merdeka nusa dan bangsa
hari lahirnya bangsa Indonesia
MER DE KA
sekali merdeka tetap merdeka
selama hayat masih di kandung badan
kita tetap setia tetap sedia
mempertahankan Indoneesiaaa
kita tetap setia tetap sedia
membela negara kita

Lirik di atas itu gue lagi iseng-iseng aja ngetes masih apal lagu 17 Agustus atau engga, sekalian juga kalau ada pembaca yang luping (lupa-lupa inget) sama salah satu lagu nasional itu bisa diingatkan lagi, maklum di era sekarang ini boro-boro lagu nasional, anak-anak kecil aja lebih apal lirik lagunya Justin Bieber ketimbang lagu selamat ulang tahun. Apa Bebeh Bebeh Oohh Bebeh Bebeh-nya Justin Bieber diremix jadi lagu ulang tahun aja kali ya atau dibuat lagu 17an? 17 Agustus tahun 45 bebeh bebeh ooohh bebeh bebeh itulah hari kemerdekaan kita oohh bebeh (agak kesrimpet juga ternyata --")

courtesy of simbah gugel
Ngomong-ngomong soal 17 Agustus, pas liat kalender eh ternyata 17 Agustus udah nangkring di depan mata aja. Engga terasa ya mungkin karena 17 Agustus tahun ini bertepatan dengan bulan puasa jadi yang diinget cepet-cepet lebarannya (berburu ketupat dan opor ayam! hha! :9). Inget gak sih biasanya dalam rangka menyambut datangnya hari kemerdekaan ini setiap daerah atau kampung suka ngadain lomba-lomba 17an? Gue yakin salah satu dari kalian pernah jadi juara di paling engga satu dari sekian banyak lomba 17an itu kan? Untuk menambah nostalgia 17an, lomba-lomba yang biasanya menjadi lomba langganan itu ada lomba kelereng, balap karung, pukul kendi, makan kerupuk, sepeda hias, jalan santai, tarik tambang, panjat pinang, sepakbola bapak-bapak yang pake kostum daster, dan masih buanyak lagi lomba-lomba 17an yang unik, konyol, tapi ngangenin maksimal!
courtesy of simbah gugel
Selain itu, setiap kampung juga pasti punya ciri khasnya sendiri dalam hal menghias kampung dengan ornamen-ornamen 17an, seperti menghias atau menggambar gapura, pasang bendera yang sepanjang janur nikahan yang warnanya malah mejikuhibiniu bukan merah-putih lagi, pasang bendera yang kecil-kecil melintang di sepanjang jalan kayak jemuran tali, de-el-el. Kalau inget sama hal-hal yang sudah tersebut di atas rasanya begitu terasa banget semangat menyambut kemerdekaan bangsa sendiri, kehebohannya sering ngalahin ngerayain hari ulang tahun sendiri, dan gue yakin para pahlawan yang udah gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini juga tersenyum bangga (iiihhh horor juga :s)

jepretan abal sendiri
Meskipun begitu, entah semangat '45 dalam menyambut HUT RI di kampung-kampung mana pun di Indonesia ini masih terasa sampai HUT-nya yang ke 66 di tahun ini atau sudah luntur. Semoga masih terasa! Walaupun di kampung gue sendiri, HUT RI sepi pengunjung. Biasanya di kampung gue 3 minggu atau 2 minggu sebelum tanggal 17 Agustus, warga sudah mulai ramai memasang hiasan 17-an untuk menghias kampung ataupun rumah mereka sendiri. Pula, sudah dibentuk panitia 17-an yang biasanya mulai nyebarin selembaran pengumuman berbagai lomba, lapangan yang menjadi arena berlaga beraneka lomba pun sudah siap pakai, dan sudah terlihat menjulang pohon pinang ber-oli yang tak berdaun tapi berhadiah semacam ember, sarung, panci, dll. Betapa euforia 17an-nya sangat kental dan 'nendang' banget dulu. Gue sekeluarga pun sering ikut ngeramein pesta 17-an ini dengan ikutan lomba sesuai umur masing-masing. Dan gue inget, gue dapet hadiah uang 3 ribu perak karena menang lomba balap kelereng. Jelas dong menang, pake sendok bebek! (kidding!:p)
berkibarlah terus sang saka di tiang lampu. merdeka! :p
Sayang, keceriaan bin hebring itu engga terlihat sekarang di kampung gue. Hari ini udah tanggal 16 dan besoknya udah 17 belum terlihat tanda-tanda akan ada lomba-lomba 17an, jalanan juga sepi dari ornamen bendera. Satu-satunya bendera merah-putih yang terpasang ada pada tiang lampu jalan rumah gue. Melihat sepinya HUT RI tahun ini di kampung gue, gue nyoba nyimpulin mungkin karena bulan puasa tahun ini bertepatan dengan bulan Agustus, jadi ya pastinya engga ada lomba-lomba yang kemungkinan besar akan membatalkan puasa, kayak balap kerupuk dan panjat pinang yang bikin aus. Seandainya saja lomba-lomba yang berhubungan langsung dengan mulut dan makanan, dan yang bikin kecapean itu diganti dengan lomba lain yang engga ngebatalin puasa kayak lomba goyang jempol terasoy atau lomba lipsing sinta-jojo atau lombanya pindah malem sekalian ngeronda, sehingga meskipun puasa tapi tidak mengurangi semangat dan semarak 17an dan para pejuang yang sudah gugur pun tetap bisa tersenyum di alam sana (bayangin deh. Hiiiiiiiii :s)

Anyhow, itu hanya mimpi gue belaka. Sepertinya 17an di kampung gue bener-bener akan sepi pengunjung. Ya apa boleh dikata, apa boleh dibuat, anggaplah perayaan 17-an tahun ini versi diam, sunyi, dan senyap, dimana kita sekali-sekali merayakan 17an tidak dengan kehingar-bingaran lomba, tapi lebih dengan ketenangan seperti para pejuang yang sudah tenang di alam sana (kyaaaaaa! ngelantur! ><). Atau, kalau ingin tetap merasakan lomba-lomba 17an, mungkin gue akan ke kampung sebelah atau berburu ke TK atau SD yang ngadain lomba, itupun kalau urat malu gue udah putus kegaet tiang bendera :p


However, gue tetep ngucapin:
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA yang ke-66 untuk seluruh rakyat Indonesia yang kebetulan nyasar di blog ini (haha!). Semoga semangat '45 yang sering disebut-sebut itu tetap dan benar-benar memang ada di jiwa kita untuk bersumbangsih bagi bangsa ini dalam bentuk apapun, seperti buang sampah pada tempatnya atau kurangi penggunaan tissu (go green! :p). Juga, semangat kita untuk berkarya ataupun berkerja di bulan ini tidak dilembekan oleh karena puasa ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga