Tuesday, February 5, 2013

Galau, Judulnya Apa

Kalau dipikir-pikir galau itu selain memiliki sisi negatif, ia juga memiliki sisi positif. Galau, bagi gue, adalah suatu kondisi dimana kepala gue sedang dipenuhi dengan satu atau lebih dari satu hal dan hal-hal itu membuat gue bingung, pula kondisi itu berlangsung terus-menerus di dalam kepala untuk jangka waktu tertentu. Tetapi, dari pengalaman galau tersebut, gue mulai melihat dari kacamata lain kalau ternyata galau itu memiliki sisi positif. Sisi positifnya adalah karena ketika galau berarti kita sedang berpikir. Karena ketika kita berpikir, kita sedang menjalankan peran sebagai manusia. Juga, berpikir itu adalah sebuah sebuah langkah pertama yang bagus. Karena ketika kita sudah berpikir, langkah selanjutnya pasti bertindak. Sementara kalau tidak berpikir, belum tentu ada tindakan, atau tetap ada tindakan tetapi tindakannya belum dipikirkan. Nah, tindakan yang belum dipikirkan, kebayang kan jadinya seperti apa? terkadang berantakan, merepotkan diri sendiri bahkan orang lain, apalagi resikonya pasti belum dipertimbangkan juga. So, galau, berpikir, dan bertindak itu sebuah rangkaian kegiatan yang positif bagi umat manusia (Saikkk B]).



Mungkin postingan ini gue buat dalam rangka "mengayem-ayemi" diri sendiri yang sedang galau ini. Tau engga "mengayem-ayemi" itu apa? Itu sejenis ngadem-ngademin diri sendiri atau nama kerennya "memotivasi" diri sendiri gitu lah. Iya, gue lagi galau (lagi). Tapi, kali ini gue ingin mematahkan rumor kalau galau itu berkaitan dengan cinta, karena gue lagi engga ngegalauin soal apa itu.. em.. cinta?.. ya itulah. Eh, itu malah kayanya gue lagi galau ya, haha, abaikan saja :p. Yang sementara ini sedang berputar-putar di dalam kepala gue adalah soal pekerjaan. Ya, galau gue naik tingkat ke soal pekerjaan, man! Sepertinya tema galau itu bergantung dengan musim dan usia ya. Kalau lagi musimnya kasmaran, yang digalauin soal cinta. Kalau lagi musim kuliah tingkat akhir dan usia yang semakin bertambah (kayak gue ini), yang digalauin naik pangkat jadi skripsi dan pekerjaan. That's why, kali ini, gue bilang sisi positif dari galau adalah berpikir. It means that ketika sedang menggalaui soal pekerjaan, gue sedang berpikir dan mempersiapkan pekerjaan setelah menyandang gelar di belakang nama nanti. Amiiinn.

Hampir 4 tahun sudah gue menyandang gelar mahasiswi dan sekarang pun dalam proses penggarapan skripsi  yang bakalan awesome (amiinn *memotivasi diri sendiri (lagi)*) ini. Dan, siklus normal sebagai makhluk hidup bergenre mahasiswa adalah setelah skripsi -> lulus -> wisuda -> bekerja, right? Sebenarnya ada beberapa opsi sih, seperti skripsi -> lulus -> wisuda -> KUA? atau skripsi -> lulus -> wisuda -> kawin lari? (waduh, makin kacau aja! -_-" jangan kayak gitu ya :)). Nah, soal bekerja itu gak bisa lulus jedeeerrr langsung dapet kerjaan, tapi perlu dipikirkan, dipertimbangkan, direncanakan, dan diusahakan jauh-jauh hari karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai mimpi untuk dikejar dan diraih.

Sebenarnya ada 3 hal yang gue galaukan:



1. Pekerjaan yang sedapetnya.
Tapi kalau dijalanin dengan ikhlas, bersyukur, dan kreatif, gue yakin seiring berjalannya waktu pasti akan menyenangkan juga. Tapi, mungkin gue tidak akan menyukai saat weekend berakhir dan hari Senin tiba. Mungkin juga, gue akan sering menghitung hari sampai tiba lagi pada weekend.

2. My job is my passion
Pekerjaan yang saat mengerjakannya, dikerjakan dengan semangat setinggi langit, mata berbinar-binar, dan membuat hidup serasa menjadi lebih hidup. Pula, di sinilah gue akan mengerti mengapa gue dan semua bakat di diri ini diciptakan. Saat gue merasa kalau gue bukan hanya seonggok daging bernyawa, tapi juga berfungsi, karena apa yang menjadi passion di dalam dirinya ter-eksplore dengan maksimal dan berimbas baik ke orang lain. Kepuasan dalam mengerjakan dan menciptakan hasilnya menjadi sebuah titik kebahagiaan. Lalu, tidak mengukur apa yang dikerjakan dengan materi setinggi-tingginya, asalkan membahagiakan diri sendiri dan orang lain, itu sudah lebih dari cukup. Then, I will love Monday.

3. My job is a call
Sebuah panggilan. Panggilan yang datangnya bukan dari orang lain atau bahkan dari diri sendiri, tapi dari Sang Pencipta. Panggilan yang merupakan sebuah anugerah karena tidak semua orang menangkapnya dan terlebih lagi karena Allah sendiri yang memanggil. Panggilan tersebut bisa jadi berupa sebuah pekerjaan dari dua deskripsi pekerjaan di atas. Tapi, untuk pastinya, entah yang mana. Meskipun begitu, apapun pekerjaannya, kalau memang itu adalah sebuah panggilan, tetap harus dikerjakan. Tetapi, sebuah panggilan itu anugerah dan mulia.

Gue pernah denger sebuah panggilan dalam dunia pekerjaan itu bisa jadi berakar dari bakat-bakat kita, hal-hal yang kita senang sekali mengerjakannya. Tapi, bisa juga sebaliknya. Gue sendiri sampai sekarang masih bergumul dan belajar soal ini. Makanya, gue masih belum benar-benar mengerti ketika membicarakan soal panggilan ini, kalau ada yang ngerti mungkin bisa sharing :D. Anyway, gue masih perlu mencari dan mencari. Gue masih perlu berpikir dan berpikir. So, gue masih perlu bergalau ria soal pekerjaan. Terlepas dari semua kegalauan itu, gue percaya masa depan yang indah dan penuh harapan itu ada di dalam tanganNya :).

Ada satu lagi yang bikin galau. Gue ini plin-plan banget. Selama ini gue menyadari kalau gue lebih sedikit memutuskan dan lebih banyak diputuskan untuk hal-hal besar di hidup gue seperti keputusan sekolah dan kuliah dimana. Lebih sedikit memutuskan karena gue, sejujurnya, benci berada diantara pilihan dan harus memutuskan. Bingung, banyak pertimbangan, dan takut salah, hal-hal itu yang akan terjadi ketika gue disuruh memutuskan. So, lebih sering orang tua, bahkan kondisi yang memutuskan apa yang seharusnya gue putuskan. Sebenarnya, di dalam keluarga gue sendiri, sudah ada sistem demokrasi, tapi gue kurang bisa memanfaatkan itu dengan baik karena kelemahan-kelemahan gue dalam memutuskan sesuatu. Meskipun pada akhirnya pilihan-pilihan tersebut membawa gue ke saat ini, saat dimana gue mengalami dan belajar banyak hal dalam hidup. Tetapi, sudah saatnya gue berani memutuskan apa yang sebenarnya gue inginkan dan engga terus-terusan hidup mengalir, sukur-sukur kalo mengalirnya ke muara yang baik dan bersih, kalau ke muara yang kotor dan jorok? Eww! :# Anyway, gue juga perlu tau dan yakin dulu apa yang sebenarnya gue inginkan >.<. (Waduh, ini curhatnya udah kelewat colongan ya --"a).

Jadi, dilihat dari kacamata lain, galau itu bukan berarti mengkhawatirkan sesuatu, tetapi memikirkan dan mempersiapkan sesuatu. Lalu, di saat galau seperti inilah, gue tau harus dateng ke siapa. Jelas, ke Dia yang merancangkan masa depan. :) (Tuhan, baca blog gue ya #lhoo hahaha :p).

4 comments:

  1. iya sama kita Ray aku juga lagi selalu memotivasi diri sendiri, dekat dengan Tuhan dan mencoba buat stabil hatinyaaa..hehehe

    Ray, semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttt!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe tangkie, Meyk! :D

      galau jadi hal positif/negatif ternyata tergantung cara kita menyikapinya ya.. klo dgn galau, qt bs memotivasi diri sendiri, dan spesialnya lg membuat kita makin deket dgn Allah, galau bsa jd hal positif juga.. haha

      semangaaaaat juga, Meykke! :D

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. kerenn,,
      mksh bingit.. :)
      acung jempol dah.. I Like it.. :)

      Delete

monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).

Waspada Gudang Celotehan Bajakan!

Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Googl...