Anak Kecil Itu

begitu tiba, jeritannya memekakan telinga yg letih tapi entah kenapa aku tak risih. 

kedua bola matanya membulat indah menatap wajah baru, oh Tuhan aku lihat sebuah harapan bercampur haru. 

tanpa terduga, dari belakang, kedua tangannya melingkar lincah di pinggangku, bagaikan tersengat listrik aku terkejut, sebegituhkah hatinya yang rindu? 

"Aku sama Mbak Rayi yaaaa, Mbak Rayi... Mbak Rayi...," jeritnya berkali-kali. 
Hanya bisa kubalas seringai lebar sambil membatin, "Ya Tuhan, situasi macam apa ini? Ternyata ada yang seperti ini. Begitu riil." 

Dia membuka bukunya, sambil sesering mungkin wajah polosnya menyeringai manis menatapku, entah apa yg dia pikirkan. 

Tangannya memainkan lidi, berhitung demi menjawab soal yg ku beri. 

Sesekali dia melantunkan dialog dr sinetron, "kamseupay.. ga level.. ga level," celotehnya. 

Sesekali dia menyapa centil temannya yg pria, entah apa tujuannya. 

Ini kah fakta sesungguhnya, perwakilan kehidupan2 kecil yg lain di tengah kehidupan2 besar yg mengerikan. 

Semoga kau tetap pada umurmu, dik. Besarlah pada waktunya dan tanpa menjadi sama seperti dunia, mengerikan. 

Kalau kini ku telah melihatmu, apa yg bisa, aku mau bantu. 
Karena kasihNya untukku, juga untukmu. 

Lalu biarlah senyummu tetap jujur begitu.

Comments

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga