Satu lagi nih cerita konyol hidup sebagai anak kos. Ini bukan rekayasa walopun agak sedikit dilebay-lebayin, tapi ini benar-benar terjadi tanpa bahan pengawet *eehh*. Buat kalian yang baru menyandang atau malah berencana menjadi anak kos, satu keahlian yang wajib kalian punya: kreatifitas. Karena makan atau tidaknya anak kos bergantung pada tingkat kekreatifitasan Anda. Ini seperti hubungan sebab-akibat, ada bau kentut pasti ada yang ngentut.
Sepengalaman gue menjelma menjadi anak kos yang sudah cukup lama, sekitar 2,5 tahun, gue benar-benar ngerasain uniknya jadi anak kos, terutama dalam hal yang satu ini: makan, lebih tepatnya: nyari makan. Anak kos sejati itu pasti ngerasain barang satu, dua, atau sering kali sulit nyari makan entah karena kantong menipislah, kiriman belum dateng, atau warung-warung tutup karena Hari Raya. Jauh beda kalau kita tinggal sama orangtua, mau makan tinggal cap cip cup belalang kuncup! Sementara anak kos mau makan kadang bisa diginiin sama orang, cup cup cup, udah gede ga boleh nangis! :p
seandainya event kyk gini terjadi lg, gue yakin, anak2 kos akn bersorak-sorai sambil showeran #ehh -_-" |
Bermula dari sebuah pernyataan fenomenal seorang pendeta yang gue denger Minggu pagi itu. “Jadi, makan atau tidaknya anak kos itu bergantung pada kreatifitas mereka,” begitu katanya dengan nada bijaksana, selingan ketika menyampaikan kotbah. Spontan gue pun langsung ngakak! ya, ngakak! Sementara orang-orang di sekitar gue cukup meresponi dengan senyam-senyum, tapi gue ngakak! Sehingga membuat mata-mata ngelirik gue dan temen gue di sebelah cuma bisa berdesis, “Ssstt, Ray! Pengalaman ya?” Gue iyakan dalam hati. Gue masih mesam-mesem. Pernyataan itu rasanya seperti panah yang menusuk tepat ke jantung gue *tuh, kan, lebay! :p* Sampe sekarang kalimat itu terngiang-ngiang terus di kepala (bukannya nginget kotbahnya hadeeh ==”), mungkin karena sama persis kayak yang gue alami.
Well, seumur-umur gue menyandang status sebagai anak kos, gue mendapati ada cara-cara yunik tentang bagaimana anak kos mengisi perut-perut mereka yang menjerit-jerit minta sesuap nasi beserta lauk-pauknya, apalagi pas tanggal tua. Berikut paparan tentang pengalaman yunik nyari makan versi anak kos! :p
- Kondangan
Pernikahan dini
ga selamanya ga baik, begitupun juga dengan pernikahan dono *eeeeh -_-*. Yak,
asal Tuhan sudah menunjukkan kalo pria/wanita tersebut adalah jodoh kita dan
segala sesuatu sudah siap mulai dari mental sampai financial, restu orangtua
dari kedua-belah pihak juga sudah dikantongi, menikahlah hai kalian,
mahasiswa-mahasiswi muda! :D Karena
dengan begitu juga menolong temen-temen kalian yang hidup di kos-kosan,
percayalah! :p
Seperti yang gue
alami sekitar 1,5 tahun yang lalu. Undangan meritnya anak ibu kos gue, Tince
*nama disamarkan* udah di tangan. Gue dan temen-temen kos juga udah membungkus
indah kado buat Mbak Tince. Then, Minggu siang itu, kita langsung ngacir ke
gedung tempat resepsi pernikahan digelar. Setelah disambut senyum manis
mbak-mbak penerima tamu, kita masuk dan langsung menuju ke panggung, eiittttzz
bukan mau nyumbang performance ala girlband loh ya, tapi mau nyalamin yang
nikah. Satu kalimat yang gue seneng banget begitu selesai nyalamin pasangan
yang nikah adalah, “Mari, silakan,
langsung aja” dengan telapak tangan terbuka mengarah ke stand-stand
makanan. It’s our show time! Sebelumnya, entah siapa WO dari acara nikahan ini,
yang jelas setting tempatnya tuh agak kurang gimanaaa gitu menurut gue. Jadi
gini, di tengah itu jalan berlapis red carpet menuju ke panggung pelaminan, nah
di sayap kiri dan kanannya berjejer stand-stand makanan, persis kayak bazar
buku , dan itu menggoda banget , Sob!
Mengingat
stand-stand makanannya itu saling berhadapan, gue dan temen-temen kos yang
(sengaja) belum makan siang langsung mengerubung ke stand makanan besar, abis
itu ke stand minuman, terus kita nyebrang ke stand es krim, lalu kita nyebrang
lagi ke stand soto, ehh kita pengen es krim lagi, nyebrang lagi. Dan lo tau
apa? Kita seperti sekumpulan bebek yang lagi belajar nyebrang zig-zag! Makanya
gue ga suka penataan WO tuh acara! :p Yaaa, pokoknya saat itu kita terlihat seperti anak
kos yang keren dan….. kelaparan!! *pakehelem*
Pesan
moral-moralan: malu berpindah dari satu stand makanan ke stand lain, lo akan
menyesal karena ga akan pernah ngerasain kekonyolan of being anak kos ever,
seumur idup! It’s silly, but unique though! Selama hal itu dilakukan rame-rame
dan halal, nikmatilah mencari makan dengan cara seperti ini :p Oya, untuk cara
yang satu ini, kunci suksesnya cuma satu: jangan pernah melakukan adegan di
atas seorang diri sambil jalan khayang! maksudnya lebih baik and fun dilakukan rame-rame biar kenyang rame-rame, malu juga rame-rame! :p
- Wish you all the best!
Cara yunik yang
kedua adalah ulang tahun! Begitu tanggal di kalender sudah bertengger di
tangal-tanggal tua, segeralah mengecek catatan/reminder di hape lo, cari siapa
yang bentar lagi akan ulang tahun. Sebenarnya, ga semua yang berulang tahun
akan mentraktir sih, tapi ga ada salahnya untuk mencoba (meminta traktiran)!
Kebiasaan komunitas
pelayanan yang gue ikuti tiap kali ada teman sepelayanan yang ulang tahun
adalah mengunjunginya di rumahnya. Otomatis, minimal ada snack dan air putih,
maksimal makan malam gratis tis tis tis :D (kita biasanya kunjungan sore/malam
sehabis kuliah). Nah, kalo cara yang satu ini ga bakal malu-maluin malah
nyenengin, karena selain kita bisa menunjukan perhatian kita ke teman,
ngobrol-ngobrol, ketawa-tawa, kesempatan ini juga bisa jadi kesempatan
terselubung untuk mengisi perut anak kos :D
- Event Campus
Rajin-rajinlah
menjadikan diri panitia event kampus, terutama untuk event-event besar yang
melibatkan banyak peserta. Selain bisa menambah pengalaman, mengembangkan diri,
juga eksis, ada keuntungan lain: kecipratan konsumsi. Biasanya, ga selalu sih,
jumlah perkiraan peserta dengan jumlah peserta di hari H bisa meleset,
keseringan sih peserta lebih sedikit dari perkiraan. Nah, konsumsi yang udah
dipesan masa tega ditelantarin gitu aja? pastinya mbak-mbak panitia konsumsi
akan nawarin ke panitia untuk dibawa pulang dan yang diutamakan adalah anak
kos, jadi dalam kondisi seperti ini anak kos seperti di-anak-emas-kan! :D
Mereka biasanya bilang gini, “Nih, buat yang anak kos. Mana yang anak kos, yang
anak kos!” *kok jadi kayak kenek :p* Betewe, thanks loh, Mbak/Mas konsumsi! ^^
Tiga cara itu aja
yang gue share ya, itu juga udah cukup mempermalukan diri gue sendiri *T_T*
Pada intinya adalah nikmatilah kesempatan menjadi anak kos, ga semua orang
beruntung jadi anak kos, dan jangan khawatir tentang apa yang akan engkau makan
(Sekalipun di tanggal tua) karena burung-burung mprit di udara aja bisa makan
dan hidup, begitu pun dengan anak kos. Jangan ragu menjajal cara-cara yunik
walopun lebih ke konyol sih, karena bagaimanapun juga itu menunjukan kalo lo
kreatif abiiieezz! Hahaha *plaaaakk!!!*
No comments:
Post a Comment
monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).