Ulang Tahun (-ku)

Setiap insan yang berpijak di bumi ini pasti mengalaminya dan selalu, setiap tahun. Ulang tahun hampir selalu menjadi salah satu nominasi moment yang paling ditunggu dan dirayakan, menyaingi hari-hari besar keagamaan. Ulang tahun kalau diartikan secara gamblang seperti mengulang satu tahun lagi dalam hidup ini karena tahun memang selalu berulang, Desember 2010 akan berganti Januari 2011, Desember 2011 akan berganti Januari 2012, mengulang tahun dengan arti eksplisitnya sebagaimana namanya yang ga pernah berubah dalam kalender. Ulang tahun itu ibarat merenovasi rumah si kaya yang tak pernah merasa puas. Tahun ini pintu rumahnya kurang lebar dan megah, lalu merombaknya sesuai keinginan hatinya. Tahun depan sepertinya akan terasa sejuk bila ada sebuah kolam renang dan gazebo di taman belakang rumah, lalu dengan serta merta tak mau tahu menciptakan apa yang menjadi kepuasan hatinya. Tahun depan berbeda lagi, ada saja hal yang kurang, ataupun hanya untuk memperindah saja, lalu diwujudkan dengan segenap usaha. Selalu ada yang diperbaiki ataupun baru untuk menciptakan keindahan yang lebih dari sebelumnya. Ulang tahun itu merenovasi diri.

Yang sudah menjadi keharusan dan bukan hanya sekedar ritual dalam pembukaan umur yang baru adalah berucap syukur karena Sang Pencipta masih memperhatikan dan merawat buah karya maestroNya sampai detik dimana kini umur bertambah 1 digit lagi. Kemudian, seperti adegan di film-film amatir sampai kawakan, adanya flash back. Melihat ke cermin apa yang ada di belakang kita yang saat ini, apa yang sudah terjadi, apa yang sudah dilakukan, apa yang belum dilakukan, keberhasilan apa, kegagalan apa, apa yang sudah ter-checklist, dan apa yang masih ter-pending. Mungkin tak sesempurna merencanakannya, tapi paling tidak kembali melihat ke belakang, bukan untuk mengingat-ingat masalalu dan tenggelam dalam kemelankolisan, tapi untuk efek jangka ke depan, untuk yang disebut jadi lebih baik. Kemudian, tiba di satu titik ibarat melakukan ritual 'make a wish' sebelum meniup lilin di atas manisnya kue tart atau kue apapun di hari jadi itu, namun kali ini perlu waktu lebih dari 10 detik. Menulisnya lebih baik. Me-list apa yang akan dikerjakan di umur yang sudah maju satu langkah, target-target kehidupan, sifat-sifat perbaikan, untuk menjadikan diri jadi manusia lebih baik seperti doa yang terucap bersamaan dengan ucapan dari kerabat di satu tahun dalam hidup yang baru. Selamat menempuh hidup baru!

Dua hari yang lalu, tepatnya Jum'at, sebuah hari yang dinanti-nantikan para penikmat weekend untuk menyambut kedatangan Sabtu-Minggu. 24 Juni 2011. Seperti jiwa-jiwa lain yang mempunyai kelipatan umur, akupun juga. Jatah umurku berkurang satu walaupun aku tidak bisa menerka berapa stok umurku di bumi ini.
Umurku pun ditambahkan satu menjadi angka yang nilainya banyak. Ada kegelisahan angka itu akan semakin banyak dan banyak, meninggalkan angka-angka muda, meletakkan di belakang kesenangan semasa kecil yang tabu untuk dikerjakan di umur yang 'banyak' ini hanya karena atas nama dewasa atau tepatnya usia tua. Tapi, sedikit kelegaan, aku belum berkepala dua. Engga tau karena apa tapi masih memiliki angka 1 di depan angka lain menjadi alasan aku masih bisa menghabiskan seharianku untuk komik, kartun, es krim, lolipop, dan boneka. Walaupun sebenarnya aku sudah di ambang gerbang si kepala dua. Ya, tahun ini mempersiapkan untuk hal itu.

Ritual yang kusebut di paragraf kedua sudah dijalankan. Kini, menanti hape bergetar sebentar tanda sms ataupun bergetar lama tanda panggilan masuk. Sebuah kebahagiaan sejajar dengan kepuasan soal penerimaan mengetahui kalau teman, saudara, dan keluarga mengingat tanggal itu, dan memberi ucapan dan doanya dalam berbagai media, SMS, Facebook, Twitter, atau media alami yang tercanggih sejagat raya, mulut, jabat tangan, dan senyum turut bersukacita. Seperti kebanyakan tradisi yang terjadi di kala ulang tahun, hal mengerjai si yang-merayakan-ulang-tahun itu menjadi hal yang lumrah tapi berkesan. Selamat! Aku pun mengalaminya. Meski entah kebetulan atau jalan Tuhan, aku telah membaca skenarionya, tapi tak kupungkiri keletihan dan rasa kantuk saat itu membuatku sedikit lupa akan skenario yang sudah terbaca dan tersulut emosi yang diciptakan dengan sengaja oleh merka, teman-teman. Terima kasih! Karena cercaan kalian pada hasta karyaku yang sebenarnya akupun tak cukup percaya diri untuk memamerkannya. Ya, paling tidak kalian sukses membuat ketidakpercayadirianku menjadi berlipat-lipat, sampai nyaris menyentuh titik terbawah, untuk saat itu. Terima kasih karena turut memberi coretan beda di hari jadi yang untuk kali pertamanya tidak dirayakan di tengah-tengah keluarga kandung, agak sedih, tapi sudah cukup terganti dengan kalian, keluarga di sini. Tart ulang tahun versi kalian juga menjadi tart pertama paling unik sepengalamanku berulang tahun, sepaket snack usaha dana dengan satu lilin merah sedang yang sudah tak utuh mungkin karena habis pakai dan disimpan berdiri kokoh di atas kue. Unik. Unyu.

Secuil yang akan melengkapi kesempurnaan rasa bahagia, yang menjadi hal yang dinanti-nanti sejak tadi pagi, yang kadang membuat gelisah apakah tanggal ini tak sebersit sedikitpun dibenaknya, yang menjadi bagian pelengkap indah, akhirnya timbul dalam sebuah getaran. Sekalimat yang tak wow, jauh sekali ibarat kutub utara dan kutub selatan, dari gurun sahara ke salatiga, dari sebuah ungkapan wow. Meskipun begitu, terima kasih sudah menjawab rasa penasaranku dengan sepotong ucapan selamat. Ahh, lega... Sayangnya seperti berdiri di belakang palang kereta, hanya sampai di situlah hal indah itu. No blooming. Sebenarnya, ada beberapa ucapan lagi yang kunanti terucap, tapi mungkin karena masalah tidak ada pulsa, atau terlalu sibuk dengan hidup baru untuk masa depan mereka, tidak apa.

Malamnya, aku berguling-guling di atas kasurku yang menipis dengan senyum yang tak habis-habis mengembang mencari-cari alasan di luar logika kenapa sosok itu mengirimnya lewat pesan singkat dan benar-benar ingat atau tau dari mana. Hanya terbuai oleh keadaan dan sekali lagi agak melupakan kenyataan. Dan lebih malamnya lagi, aku melipat kaki, mengeluarkan buku tulis bergambar yang menjabat sebagai diary usang yang diambil dari tindihan buku lain hanya kalau diingat. Kutulis target-target dan sifat-sifat yang perlu diperbaiki di usia ini. Semoga tercapai. Kemudian, masih melipat kaki ditambah melipat tangan dan memejamkan mata, masuk ke dalam ruang tak terbatas oleh dimensi waktu untuk bertemu dengan Bapaku, mengutarakan segalanya, dan memintaNya menyertaiku di usia ini untuk meraih mimpi dan menjadi diri lebih baik.

Ulang tahunku yang ke 19, Salatiga. (:

Comments

Post a Comment

monggo komentar membangunnya. saya dengan senang hati akan membaca dan membalasnya. :) makasih juga sudah melipir ke blog saya, jangan jera-jera untuk datang kembali, ya, hehehe. God bless you :).

Popular posts from this blog

Seragam SMA = Baju Jojon

Postingan Galau

Dua Mimpi untuk Salatiga