Saat menulis postingan ini, gue sedang terduduk di ruang kelas tempat biasa gue berteriak-teriak. Yah, skill teriak gue semakin terasah semenjak memasuki dunia kerja. Jangan tanya kenapa, karena tidak semua pertanyaan gue berikan jawabannya dengan apa adanya.
Oke, rasanya bosan kalau harus terus-terusan merasa bersalah karena jarang mengunjungi blog. Jadi, kali ini langsung saja. Sebenarnya tidak ada topik khusus untuk postingan ini, tapi ya sudahlah kita bicara soal perasaan.
Terkadang gue berpikir, setiap orang lahir ke dunia tanpa ia minta. Tidak ada perjanjian di atas materai tentang persetujuan kita akan dilahirkan ke dunia bukan? Tau-tau lahir aja gitu. Dan, Tuhan punya rencana kenapa kita diizinkan lahir ke dunia. Kita lahir untuk menggenapi rencana Tuhan atas hidup kita. Nyebelinnya adalah kita tidak diberitahu terlebih dahulu apa rencana tersebut. Jika seseorang disuruh ke warung untuk membeli gula, ia akan sangat mudah ke warung dengan tujuan yang sudah pasti which is membeli gula. Sedangkan kita, ibaratnya seperti disuruh ke warung, diberi uang, tapi engga diberitahu apa yang harus dibeli, jadinya bingung.
Sepertinya sebelum kita menggenapi rencana Tuhan atas hidup kita, tugas kita yang pertama ialah untuk mencari tahu dahulu apa rencana Tuhan tersebut, baru bisa melaksanakan rencana itu. Nah, di sini pangkal uneg-uneg gue yang gue rasa beberapa orang juga memiliki kebingungan dan kerinduan yang sama.
Logikanya adalah ketika kita sudah tahu rencana apa yang Tuhan pengen kita lakukan, baru setelah itu kita mengerjakan rencana itu. Idealnya begitu. Tetapi, untuk tahu rencana Tuhan itu engga semudah membalikkan tempe yang udah garing di penggorengan. Kalo begitu, kapan ngelaksanain rencanaNya dong wong tahu rencanaNya aja belum? Naaaaaah, itu dia selagi kita mencari tahu rencana spesifik Tuhan atas hidup kita, kita sudah seharusnya tetap mengerjakan apa yang baik yang bisa kita lakukan. Toh, Tuhan Maha misterius, Dia engga akan terang-terangan ngasih tau rencanaNya itu. Kalau Ia terang-terangan ngasih tahu rencanaNya ke kita mungkin habis sudah perkara. Kita akan berhenti mendekat pada Tuhan, berhenti mencariNya. Mungkin itu juga kali ya alasan kenapa Tuhan engga terang-terangan ngasih tahu rencana spesifikNya buat kita? Biar kita terus datang ke Dia, terus tanya, terus kepo, terus cari tahu, terus mendekat padaNya. Karena Tuhan juga kasih janji. Siapa yang terus haus, ia akan dipuaskan. Siapa yang terus mencari, ia akan menemukan. Jadi, Tuhan juga berjanji kok kalau Dia akan membiarkan kita menemukan rencana spesifikNya untuk kita.
Wait. Sebelum lebih jauh, kenapa sih repot-repot cari tahu rencana Tuhan buat kita? Hidup ya tinggal hidup aja kali. Cari duit, nikmati hidup. Memang sih, bagaimana kita menjalankan hidup ini adalah pilihan kita. Tetapi, bagi gue, ketika gue engga tahu masa depan dan gue tahu Tuhan yang pegang masa depan, jadi mending gue nurut kata Tuhan aja. Lagijuga, ketika kita hidup bertahun-tahun, kaya raya, tetapi cuma dihabiskan untuk diri sendiri itu rasanya hambar. Ketika hidup kita bisa "menghidupkan" hidup orang lain alias kita bisa membantu dan bermanfaat bagi sesama, hidup itu jadi berarti, meaningful dan berharga.
Nah, yang jadi uneg-uneg gue adalah
Sunday, April 27, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
Waspada Gudang Celotehan Bajakan!
Belakangan ini gue iseng buka blog gue setelah sekian lama gak terjamah. Gue iseng aja ketik keyword "Gudang Celotehan" di Googl...
-
Hari ini yang menarik perhatian gue untuk gue torehkan di blog ini adalah penampakan yang gue temui sepanjang perjalanan RS Fatmawati-rumah ...
-
Labil. Galau. Mungkin dua kata itu sangat cocok untuk menggambarkan kondisi mental dan perasaan gue akhir-akhir ini. Bukan gue pengen ikut-i...